Sebuah pameran Tipografi kembali diadakan oleh para mahasiswa prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) Unika Soegijapranata selama tiga hari mulai hari Jumat (28/6) hingga Minggu (30/6) bertempat di Cafe Tekodeko kawasan kota lama Semarang.
Dalam pameran tahunan kali ini, untuk pertama kalinya penyelenggaraan pameran tipografi ini diselenggarakan di luar kampus Unika, seperti yang dijelaskan oleh Ketua Panitia Pameran Tipografi yang mengangkat topik ”Hura-hura Huruf”, Herjuno Darpito atau sering disapa Juno.
“Pameran ini kita selenggarakan sembari kita melaksanakan ujian akhir semester. Selain itu pameran ini juga kita selenggarakan di cafe Tekodeko, dengan maksud supaya masyarakat bisa mengenal lebih dekat tentang karya-karya para desainer yang notabene adalah para mahasiswa angkatan 2018 dari prodi DKV Unika dengan nama ‘pameran Aksarasa’ yang merupakan kependekan dari Aksara dan Rasa,” ungkap Juno.
Menurut Juno, yang dipamerkan dalam ajang Aksarasa ini ada dua yaitu tipografi struktur yang diwujudkan dalam bentuk patung dari susunan huruf, serta yang kedua adalah tipografi menggunakan pantun bahasa Jawa yang dituliskan ke dalam tirai dari bambu,” jelas Juno.
“Selain itu juga kami pamerkan buku hasil karya dari kakak tingkat yang berisikan tentang keragaman nusantara, bisa dari Kalimantan, Sulawesi serta lokal Semarang sendiri” tambah dia.
Turut hadir dan mendampingi dalam kegiatan pameran ini dosen DKV Unika Soegijapranata Peter Ardhianto SSn MSn serta para pembimbing mahasiswa yaitu Louis Cahyo Kumolo SDs MM, Alfons Christian Hardjana SDs MA, Agnes Indah Suciani Kristanti SDs, dan Arindra Sekar Kinanti.
Melalui pendampingan dan bimbingan mereka, para mahasiswa DKV ini mencoba berkreasi dan menggagas ide bentuk patung dan pantun yang bahan bakunya berasal dari barang bekas, namun bisa dipoles menjadi sebuah karya seni yang indah dan patut dinikmati.
Salah satu pembimbing mahasiswa Louis Cahyo Kumolo mengemukakan bahwa desain grafis tidak melulu mendesain semacam poster atau billboard, tapi sebenarnya banyak juga desain-desain yang bisa dieksplorasi menggunakan berbagai media, dan salah satu bidang keilmuan tersendiri yang bisa dieksplore adalah tipografi.
“Sebenarnya keilmuan tentang tipografi hanya bisa didapatkan di perkuliahan. Sedangkan diluar perkuliahan seperti tutorial-tutorial itu memang lebih ke grafis yang poster atau logo, jadi tipografinya sendiri memang kurang spesifik di pelajari,” ucapnya.
Dalam perkuliahan tipografi, para mahasiswa diminta mengeksplorasi huruf mulai dari anatomi hurufnya seperti apa, kemudian mereka kombinasikan dengan kultur-kultur yang ada di Indonesia dan dari situ para mahasiswa bisa menciptakan huruf yang baru.
Sedang pembimbing lainnya juga menambahkan bahwa para mahasiswa di era teknologi digital ini lebih bisa mengolah rasa jauh lebih baik. Sedangkan bila bicara tentang hambatan yang muncul, biasanya yang dihadapi para mahasiswa adalah ketepatan desain yang dibuat dengan produknya. Kadang desain yang mahal tidak bisa diterapkan pada produk yang relatif lebih murah, jadi para mahasiswa harus belajar mendesain dengan tepat.
Dalam tipografi ini kita juga bisa mengetahui karakteristik suatu huruf atau sebenarnya huruf itu bisa bercerita dari bentuk, warna, ketebalan dan jarak tertentu bisa menimbulkan kesan yang akan kita dapatkan sehingga tipografi ini bisa dijadikan salah satu elemen desain yang sangat penting.
►http://www.kampussemarang.com
Berita serupa: https://www.krjogja.com/web/news/read/103418/Mahasiswa_DKV_Unika_Pamerkan_Karyanya_di_Kawasan_Kota_Lama