Tak ada cerita titip absen dalam kuliah di Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang. Hal itu setelah beberapa kelas dalam kuliah perdana memberlakukan presensi digital, dengan menggunakan aplikasi Dashboard Informasi Mahasiswa (Dimas).
Melalui aplikasi tersebut, mahasiswa dapat memindai kode Quick Response (QR) di layar proyektor. Kemudian, nama-nama mahasiswa akan muncul di layar laptop dosen. Presensi itu sangat sesuai dengan sifat mahasiswa yang tergolong generasi milenial.
Dosen Fakultas Psikologi, Christin Wibowo mengatakan, presensi digital di fakultasnya sebenarnya telah ada sejak tahun 2018 lalu. Namun, ia baru menggunakan aplikasi itu pada semester ini. "Pertama kali kami gunakan pada mata kuliah Teori Modifikasi Perilaku, respons mahasiswa sangat bagus menyambut aplikasi DIMAS," kata Christin yang baru menyelesaikan studi S3 di UGM Yogyakarta, sekaligus kembali mengajar di Unika pada semester ini.
Sementara, dosen Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Unika Soegijapranata Semarang B Danang Setianto mengatakan, titip absen menjadi semakin sulit dengan adanya aplikasi DIMAS. Selain dilengkapi fitur Global Positioning System (GPS), aplikasi presensi hanya terkoneksi dengan email mahasiswa yang diberikan kampus. Di sisi lain, dosen Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unika Soegijapranata, Emilia Ninik menegaskan, presensi ini melatih kejujuran dan kedisiplinan setiap mahasiswa.
Selain itu, kepedulian pada lingkungan tercermin dari rekap perkulihan yang berupa berkas digital. Bahkan, jika harus ganti kelas di gedung lain, tanpa perlu harus membawa kertas-kertas berita acara dari fakultas. Semuanya cukup dilakukan melalui sistem informasi setiap dosen. Menurut Agus Cahyo, dosen muda Fakultas Ilmu Komputer, presensi ini tak perlu menghitung manual presentase kehadiran mahasiswa, karena semuanya otomatis dilakukan sistem.
►https://www.suaramerdeka.com/news/baca/195517/pakai-presensi-digital-dimas-sulit-titip-absen