Mudik gratis membutuhkan persiapan selama tiga bulan. Demikian disampaikan, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, Kamis (8/4/2022).
Dijelaskannya, mudik gratis tidak hanya menggunakan bus, namun ada kereta dan kapal laut. Masih sangat memungkinkan dilakukan mudik gratis dengan menggunakan dana pertanggungan sosial masyarakat ataua cost social responsibility/CSR dari BUMN.
Sekarang, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat sudah banyak membangun terminal penumpang yang cukup luas dengan fasilitas yang cukup lengkap.
Saat ini terdapat 127 Terminal Tipe A, yang beroperasi sebanyak 119 Terminal (8 terminal belum beroperasi).
Sebanyak 62 terminal sudah memiliki detail engineering desain (DED) dan sudah terbangun 26 terminal. Masih ada lagi sejumlah terminal tipe A yang dikelola Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Mudik berangkat dari terminal akan memudahkan pengawasan dan pengaturan. Apalagi mudik lebaran tahun ini ada persyaratan sudah vaksin ketiga (booster).
“Pengawasan akan lebih mudah dilakukan di ruang tertutup seperti terminal ketimbang di ruang terbuka, ” Kara pengamat Transportasi itu.
Kemudian dapat mengutamakan Bus AKAP yang angkut peserta mudik gratis. Jika kurang, baru kemudian dibantu sejumlah bus pariwisata.
“Tidak hanya penumpang yang harus diwajibkan sehat, namun semua pengemudi Bus AKAP/AKDP juga diwajibkan mengikuti tes kesehatan dan diberikan tambahan vitamin, ” imbuhnya.
Hanya pengemudi yang lolos tes kesehatan dapat diijinkan mengemudikan bus mengangkut pemudik. Lama perjalanan yang sekiranya di atas 8 jam, operator bus diharuskan menyediakan dua orang pengemudi.
Ia menambahkan, semua armada bus yang mengangkut pemudik dipastikan sudah lolos uji berkala.
Disamping itu, pasti ada pengaturan rekayasa lalu lintas di jalan tol oleh Polri, entah contra flow maupun one flow.
Namun harus diberikan perhatian khusus atau prioritas bagi sejumlah bus yang sudah tiba di lokasi tujuan untuk kembali mengangkut penumpang akan mudik.
Pengalaman tahun 2019, banyak pengemudi bus yang mengeluh akibat kebijakan penerapan contra flow di jalan Tol Trans Jawa.
Sejumlah armada bus yang akan menjemput pemudik menjadi terhambat perjalanannya.
Harus dicermati pula, keberadaan angkutan umum pelat hitam dan biro jasa yang sudah menawarkan mudik menggunakan bus pariwisata melalui media sosial.
Pemerintah perlu mengantisipasi sejak dini. Kendaraan yang digunakan pasti tidak lolos ramp check, penumpang tidak diperiksa kesehatannnya, pengemudi tidak ikut tes kesehatan.
Sanksi dapat diberikan terhadap PO Bus Pariwisata yang beroperasi dengan berkedok wisata mudik.
Di sisi lain, masih ada sejumlah armada truk yang masih kerap digunakan untuk mengangkut pemudik. Tentunya ada larangan penggunaan truk untuk membawa pemudik.
Di masa lebaran, juga penggunaan mobil bak terbuka digunakan untuk berwisata, harus dilarang. Mulai saat ini sosialisasi itu perlu dilakukan.
Pintu perlintasan sebidang yang tidak dijaga kerap terjadi kecelakaan di saat mudik Lebaran. Korbannya adalah yang jarang melintas di situ, sehingga selama musim mudik Lebaran perlu dilakukan peningkatan pengawasan oleh pemda setempat.