Tantangan Pancasila ke depan bagi generasi Alpha, adalah semakin lunturnya perasaan nasionalisme yang berdasarkan batas wilayah geografi Negara Indonesia. Kemudahan yang diberikan sebagai hasil perkembangan kemajuan Teknologi Informatika, membuat generasi sekarang sudah tidak lagi memikirkan hal tersebut.
Menurut anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Mahfud MD, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh dunia informatika membuat orang enggan keluar dari dalam kamar. Segala pekerjaannya dan kebutuhan sehari-hari, bisa diselesaikan dengan hanya menggunakan gadget atau komputer.
“Orang Indonesia bisa memesan makanan di Singapura tidak perlu datang ke negara itu, demikian juga sebaliknya. Pemesanan makanan misalnya, dilakukan oleh orang Indonesia menggunakan aplikasi yang digerakkan dari luar negeri dan untuk memesan makanan di Indonesia. Sekarang banyak aplikasi yang mendirikan di setiap daerah dan aplikasi itu dari luar negeri,” kata Mahfud usai menjadi narasumber kuliah umum mahasiswa baru di Unika Soegijapranata, Senin (9/10).
Munculnya generasi baru ini yaitu generasi alpha yang lebih didominasi oleh teknologi informatika sehingga orang-orang akan teralienasi dari kehidupan masyarakat dan keluarganya. Pancasila menjadi relevan karena menekankan membangun watak untuk membangun manusia.
“Manusia itu hati, nurani dan otak berjalan seimbang. Tren generasi pada umumnya lebih menekankan kecerdasan otak tetapi kemanusiaan kurang. Di situlah pentingnya Pancasila diperdalam, diinternalisasikan dalam lembaga pendidikan,” tuturnya.
Rektor Unika Soegijapranata Prof Ridwan Sanjaya menyatakan, pemberian materi Pancasila ditekankan dari sejak awal mahasiswa masuk. Saat orientasi mahasiswa baru, latihan-latihan kepemimpinan yang diadakan kampus dan pelatihan softskill lainnya.
“Unika menerapkan nilai kebangsaan seperti yang diajarkan oleh patron kami Mgr Soegijapranata, 100 persen Katolik 100 persen Indonesia. Motto universitas kami Talenta Pro Patria et Humatitate yang berarti bakat-bakat terbaik untuk negeri dan kemanusiaan, juga berasal dari apa yang diajarkan oleh Mgr Soegijapranata,” tambahnya.
Menurut Prof Ridwan, materi kebangsaan yang relevan dengan Pancasila selalu ditekankan kepada mahasiswa baru. Mahasiswa Unika Soegijapranata yang berasal dari berbagai daerah, berbagai macam suku, ras dan agama di Indonesia juga mencerminkan keberagaman yang sedang dibangun dan ditonjolkan.