Hujan yang menguyur tak menyurutkan Romo Aloysius Budi Purnomo Pr, untuk tetap berjalan kaki dari Paroki Kristus Raja, Ungaran, menuju Kota Semarang. Jalan kaki menuju tempat tugas yang baru diikuti sebagian umat katolik dan seniman. Dia berjalan kaki sejauh 15 km.
Sebelum memulai jalan kaki, di kompleks Gereja Kristus Raja, Ungaran, sejumlah siswa TK Santa Theresia, menampilkan drum band. Ada beberapa lagu yang dibawakan, salah satunya berjudul Selamat Jalan Kekasih. Setelah itu, siswa SMK Kanisius membawakan lima lagu, salah satunya berjudul Kemesraan.
Di hadapan umat katolik saat diminta menyampaikan kesan dan pesannya, Romo Budi meminta, maaf bila dalam memberikan pelayanan banyak kesalahan. Setelah melakukan doa bersama tepat pada pukul 15.10 WIB, Selasa (28/11/2017), Romo Budi yang memakai caping, baju warna putih dan celana panjang hitam serta membawa tongkat, mulai berjalan.
Dalam perjalanan dari Ungaran menuju tempat tugasnya yang baru di Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Kota Semarang, Romo Budi diikuti sejumlah umat yang juga memakai caping. Selain diikuti umat, juga ada pendeta, seniman maupun budayawan yang ikut mengantarkannya. Ada pula seorang ibu-ibu turut serta berjalan kaki di barisan paling belakang dengan membawa wiruk atau tempat menyalakan dupa.
Romo Budi kepada wartawan mengaku, akan mengakhiri tugas memberikan pelayanan di Ungaran yang disebutnya lereng gunung menuju Unika Soegijapranata yang disebut pinggiran kota. Di Unika, ia menjadi Pastur Kepala Campus Ministry (Reksa Pastural Kampus).
“Tugas utama saya, memberikan reksa pelayanan bagi Unika Soegipranata bersama seluruh civitas akademika, mahasiswa, karyawan dan bersama rektor,” katanya.
Di Unika, katanya, misi utamanya adalah untuk mengembangkan spiritualitas Mgr Soegijapranata yang menjadi pelindung universitas dan pahlawan nasional.
“Salah satu spirit yang terkenal menjadi 100 persen katolik, 100 persen Indonesia. Berhubung di Unika tidak semua katolik, maka tagline itu saya kembangkan menjadi 100 persen religius apapun agamanya, 100 persen nasionalis, apalagi mahasiswa di sana ada dari Timor Timur, tapi semangat kebangsaan dikembangkan,” ujar romo yang piawai bermain saksofon, itu.
Selain itu, katanya, Unika Soegijapranata juga mengambil moto dari spirit dari Mgr Soegijapranata dalam bahasa latin yakni talenta pro patria et humanitane.
“Ini yang berarti mengembangkan semua bakat dan kemampuan untuk kepentingan bangsa dan kemanusiaan,” tuturnya.