Rektor Unika Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindiarto mengingatkan para lulusan agar tidak terlalu lama terjebak dalam zona nyaman. Sebab, jika terlalu lama, bakal menyebabkan seseorang enggan melakukan perubahan.
Hal tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Ferdi ini saat mewisuda 228 wisudawan/ wati dari berbagai jenjang yang ada, pada Sabtu (18/12) secara daring dan luring.
Ferdi menjelaskan Dalam zona nyaman individu berada dalam kondisi normal tanpa adanya kecemasan. Individu hanya menggunakan seperangkat perilaku terbatas yang dimilikinya untuk mencapai level performance tertentu dan cenderung menghindari resiko.
‘‘Jika seperti ini, Jelas sekali bahwa zona nyaman akan menjadikan individu-individu enggan untuk melakukan sesuatu yang baru atau melakukan sesuatu dengan usaha yang lebih keras,‘‘ kata Ferdi.
Padahal beberapa ahli psikologi menyatakan bahwa dalam batas tertentu kecemasan justru akan memicu meningkatnya performance. Dalam kurun waktu hampir dua tahun terakhir, umat manusia mendapat pelajaran berharga akibat pandemi Covid-19. Di awal pandemi, banyak orang yang merasa cemas ketika harus melakukan berbagai aktivitas secara online, baik itu Belajar, bekerja dan beribadah.
‘’Banyak orang merasakan ada sesuatu yang hilang. Tidak mudah pula bagi sebagian orang untuk beradaptasi dengan situasi tersebut, akibat zona nyaman yang sudah dirasakan sebelumnya. Namun setelah berjalan hampir dua tahun berbagai aktivitas dilakukan secara online, kita sepertinya terjebak ke zona nyaman yang baru,’’ jelasnya.
Zona nyaman yang baru itu, lanjutnya terlihat dari banyak orang mulai enggan dan berat untuk bekerja, belajar dan beribadah secara tatap muka. Sudah merasa nyaman melakukan berbagai hal secara online. Perjumpaan-perjumpaan yang dilakukan secara virtual seolah sudah dianggap cukup, meski secara hakiki sebenarnya banyak yang “hilang” dari perjumpaan macam itu.
“Zona nyaman memang menyerupai sebuah siklus. Dan saat siklus itu berjalan dalam waktu yang panjang akan membuat manusia enggan melakukan perubahan. Pandemi covid-19 ini telah memberikan pelajaran berharga bagi manusia tentang beratnya keluar dari zona nyaman. Lalu banyak orang membangun asumsi: ‘begini saja juga sudah cukup kok’. Asumsi inilah yang dapat menyebabkan pengembangan diri terhenti,“ tegas dia.
Ia pun sangat mengharapkan agar para wisudawan menyadari betul tantangan itu. Para lulusan diharap tak terlalu lama berada di zona nyaman.
‘‘Menikmati zona nyaman sebagai cara untuk membangun self esteem yang lebih kuat, sebagai modal untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi, membuang cara lama dan berani menemukan cara-cara baru dalam berpikir, bersikap dan bertindak,‘‘ tandasnya yang juga dosen Fakultas Psikologi ini.
►https://kuasakata.com/read/berita/44058-rektor-unika-soegijapranata-ingatkan-lulusan-untuk-tak-terlalu-lama-terjebak-di-zona-nyaman