Sertifikasi untuk para pekerja, Jateng termasuk propinsi di Indonesia yang masih ketinggalan. Padahal di era MEA dan era global seperti sekarang ini, pekerja yang berkompeten dibuktikan lewat sertifikasi sangat dibutuhkan. Pekerja yang tidak kompeten dan tidak bersertifikasi semakin terdepak dari percaturan atau persaingan lapangan kerja di semua tempat di dunia ini.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPD Jateng Perhimpunan Manajemen Sumberdaya Manusia (PMSM) Titi Agustina SE CMT dan Sekretaris PMSM Jateng Ariyanda S Wawang usai pelantikan kepengurusan PMSM DPD Jateng Periode 2016-2019 di kampus Unika Soegijapranata Semarang, akhir pekan. Acara pelantikan diteruskan seminar sertifikasi profesi dengan pembicara Dr Pambudi Soenarsihanto (Ketua Umum PMSM Indonesia), Dr Yunus Triyonggo (Technical Lead SKKNI Bidang SDM) dan Dr Agatha Ferijani (Kaprodi MM FEB Unika Soegijapranata).
Menurut Titi Agustina, propinsi lain seperti Jatim, Jabar dan DKI Jakarta sudah terlebih dahulu memiliki lembaga sertifikasi terutama khusus menyangkut Human Resource (HR). Sehingga diharapkan propinsi Jateng juga segera membentuk lembaga yang sangat diperlukan di dunia lapangan kerja ini.
Dari data dari Disnaker Jateng saat ini di Jateng sedikitnya ada 862.000 tenaga kerja yang menganggur, banyak di antaranya yang belum mempunyai kompetensi sesuai bidang pekerjaan yang disyaratkan dan belum bersertifikasi profesi juga. Karena itu keberadaan dan kehadiran lembaga sertifikasi profesi di Jateng sangat diperlukan. (Sgi)
Tautan : http://krjogja.com
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi