Sejumlah dosen Universitas Katolik atau Unika Soegijapranata Semarang serius meningkatkan kemampuan literasi digital mahasiswa dengan menciptakan aplikasi khusus.
Aplikasi dari dosen Unika Soegijapranata yang dinamai Augmented Reality (AR) ini berbasis game atau permainan, dan dinilai sangat relevan dengan perkembangan teknologi dan informasi terkini.
Tim dosen Unika Soegijapranata tersebut terdiri dari Cecilia Titiek PhD, Angelika Riyandari PhD, Rikarda Ratih, Dr Heny Hartono, dan Andre Kurniawan.
Aplikasi itu sekaligus untuk memberikan pemahaman terkait literasi digital kepada para mahasiswa dengan cara yang menarik.
Sebagaimana diketahui, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan.
Hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi.
Namun demikian, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengelola informasi tersebut secara baik.
“Kami membuat satu aplikasi berbasis AR. Marker AR kami tempelkan di beberapa spot ikon yang ada di Unika Soegijapranata. Mahasiswa nanti tinggal men-scan marker tersebut,” kata perwakilan tim dosen Unika, Cecilia, Kamis 20 Januari 2022.
Setelah melakukan scan, mahasiswa bisa masuk ke dalam aplikasi yang berisi permainan. Jika benar menjawab pertanyaan secara cepat, akan mendapatkan banyak poin.
Pertanyaan multiple choice atau pilihan ganda yang ada terkait unsur-unsur literasi digital. Tujuannya agar mahasiswa bisa berselancar di dunia maya dengan aman serta menggunakan teknologi secara bijak.
AR dirancang dengan beragam kemudahan, dan memberikan kesempatan untuk merasakan interaksi secara real time bagi para pengguna, serta mampu memunculkan objek tiga dimensi (3D) berupa sistem pencernaan pada layar gawai.
“Kami berupaya agar seorang pengguna perangkat digital mengetahui norma dan perilaku dalam menggunakan teknologi. Mahasiswa zaman sekarang harus diberikan pemahaman digital, mereka harus tahu. Ini bagian tanggung jawab dari universitas untuk mendidik digital citizenship (masyarakat digital),” jelasnya.
Tim dosen menyebar penanda atau marker untuk memindai AR di sembilan titik ikon paling favorit di kampus Unika.
Sembilan marker tersebut memiliki tema berbeda, dibagi berdasarkan sembilan aspek literasi digital.
Aspek tersebut yakni digital access, e-commerce, komunikasi, literasi, e-ticket, law (hukum), hak dan kewajiban, serta kesehatan dan keamanan.
Cecilia menambahkan, daftar pertanyaan yang ada dalam platform AR tersebut disusun berdasarkan penelitian berdasarkan kuesioner yang telah diisi mahasiswa.
Rencananya, digital citizenship berbasis platform AR ini akan didaftarkan hak kekayaan intelektual (HAKI) di Kementerian Hukum dan HAM.
►https://www.suaramerdeka.com/pendidikan/pr-042424784/tingkatkan-literasi-digital-mahasiswa-dosen-unika-buat-aplikasi-khusus?page=all