Fakultas Kedokteran Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang berkomitmen menyiapkan lulusan dokter untuk Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK). Hal ini mereka kejar karena kondisi pelayanan kesehatan di DTPK memprihatinkan.
Hal itu diutarakan Dekan FK Unika Soegijapranata dr Indra Adi Susianto dalam konferensi pers rencana pelaksanaan seminar nasional bertema “Mempersiapkan Lulusan Dokter untuk DTPK” di Unika Soegijapranata Jumat (7/2).
Ia mengatakan, berdasarkan data Riset Ketenagaan di Bidang Kesehatan (Risnakes) 2017, di DTPK masih banyak ditemukan Puskesmas tanpa dokter. Menurutnya, hal itu terjadi karena terkumpulnya dokter di pulau Jawa dan Bali.
“Padahal pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat. Tentu ini akan memengaruhi pelayanan kesehatan di DTPK jika tenaga dokter tak ditambah di sana,” katanya.
Menurutnya, jika kondisi itu dibiarkan akan sangat berbahaya. Misalnya naiknya angka kematian ibu hamil atau melahirkan. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya tenaga ahli di DTPK.
“Bahkan satu dari tiga balita Indonesia kini menderita stunting. Hal ini karena tidak adanya pendampingan dan pantauan dari tenaga kesehatan,” tuturnya.
Kepala Program Studi Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata dr Fransisca Pramesshinta menuturkan, harus ada program prioritas yang khusus mempersiapkan dokter di DTPK. Hal ini sebagai tanggung jawab institusi pendidikan.
“Kami persiapkan lulusan dokter untuk DTPK. Mereka akan digenjot dengan materi-materi khusus untuk mendukung mereka ketika berada di DTPK yang memiliki karakter medan berbeda-beda,” ujarnya.
Ketua panitia seminar Perigrinus H Sebong mengatakan, sebagai wujud komitmen Unika dalam mempersiapkan dokter untuk DTPK, maka akan diadakan seminar nasional berkaitan dengan itu.
“Kami mendatangkan juga Bupati Kabupaten Malaka sebagai pembicara yang akan memberi gambaran bagaimana kondisi di sana,” pungkasnya.
►https://radarsemarang.jawapos.com/berita/semarang/2020/02/08/unika-siapkan-dokter-untuk-dtpk/