Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unika Soegijapranata menggelar webinar Series FTP ke-15 tentang Diabestes Melitus. Acara ini digelar untuk memperingati Hari Diabetes Sedunia.
webinar yang mengangkat tema “Dietary Habit and Treatment of Diabetes Mellitus”, ini mengundang seorang narasumber dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik RS Elisabeth Semarang Dr dr K Heri Nugroho HS SpPD K-EMD, FINASIM.
Heri menuturkan obesitas merupakan faktor pemicu diabetes. Kemakmuran suatu negara mempunyai prevalensi terhadap diabetes.
“Negara-negara dengan tingkat kemakmuran tinggi, jumlah populasi obesitas dan diabetes meningkat,” kata Heri, Rabu (17/11/2021).
Jumlah penderita obesitas di Indonesia saat ini kata dia, berada pada ranking 7 dari 10 negara ASEAN, mengalahkan Singapore. Maret 2021, WHO merilis bahwa pasien obesitas di Indonesia meningkat dua kali selama dua dekade terakhir. Hal ini menjadi keprihatinan dan perlu ditangani dengan serius oleh Pemerintah.
Selama dekade terakhir, prevalensi diabetes telah meningkat lebih cepat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara berpenghasilan tinggi.
Hal ini terjadi pada saat anak masih dalam kandungan, genetik anak sudah terbiasa dengan situasi kekurangan gizi. Setelah lahir, karena asupan nutrisi yang cukup maka pertumbuhnya menjadi lebih cepat. Bila hal ini berlanjut sampai masa remaja dan pola makan tidak dikendalikan maka akan berakhir dengan diabetes dan berbagai komplikasinya.
“Perubahan gaya hidup modern memicu terjadinya obesitas, seperti kurangnya aktivitas, banyak duduk (sedentary), dan pasif. Maka diharapkan pada masa pandemi jangan membuat kita menjadi kaum rebahan karena dapat menimbulkan obesitas. obesitas bersifat protektif terhadap obesitas itu sendiri. Artinya bila berat badan sudah turun, namun kita kembali ke gaya hidup sebelumnya maka obesitas akan kembali,” jelas dia.
Circadian clock system kata dia, mesti ditaati. Hal itu terdiri dari Kapan makan, kapan tidur, kapan beraktivitas. Perubahan circadian clock system menyebabkan obesitas, kadar gula darah tidak terkontrol, dan memicu terjadinya diabetes.
obesitas bukan merupakan lambang kemakmuran, tapi sudah merupakan gejala suatu penyakit. Berbagai komplikasi yang dapat terjadi karena obesitas antara lain stroke, penyakit jantung koroner, diabetes melitus, rematik, dan penurunan fungsi paru.
Dengan demikian diperlukan lima pilar tata kelola diabetes melitus, yaitu: satu, Pendidikan. Diharapkan orang mengerti pentingnya mengenali gejala diabetes seperti sering kencing, mudah haus, mudah lapar, lemas, luka yang sulit sembuh.
Dua Perencanaan makan. Jadwal makan teratur, porsi sedang, mengurangi karbohidrat, dan menghindari gula.
Ketiga, Akivitas fisik dan olahraga teratur 20-30 menit per hari. Keempat Pengobatan dengan minum obat sesuai anjuran dokter. Dan kelima yaitu Pemantauan kadar gula darah minimal sebulan satu kali
“perbanyak aktivitas fisik dan diet sehat caranya menjaga pola makan, membatasi asupan gula. Gula yang tersembunyi penting untuk mencegah kita supaya tidak terkena diabetes ataupun menjaga supaya diabetes kita terkontrol,” pungkas dia
►https://kuasakata.com/read/berita/42269-webinar-unika-ungkap-ada-lima-pilar-tata-kelola-diabetes-melitus