Bisnis.com, JAKARTA—Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres/cawapres) yang akan bertarung di arena pemilihan umum presiden (Pilpres) pada 9 Juli 2014 masih mengabaikan agenda pembangunan lingkungan.
Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Budi Widianarko mengatakan masalah lingkungan belum masuk ke dalam arus utama pemerintah yang akan terpilih yang masih menitikberatkan pada pembangunan ekonomi.
“Secara jujur, harus saya nyatakan bahwa saya pesimistis. Pasangan manapun yang terpilih nantinya tidak akan mampu memperbaiki perlindungan dan pelestarian lingkungan di negeri ini,” ujarnya melalui keterangan resmi, Selasa (3/6/2014).
Menurutnya selama restorasi lingkungan masih tersandera oleh pertumbuhan ekonomi, dan selama kelembagaan lingkungan masih belum terlalu berdaya, maka kelestarian lingkungan hanya menjadi utopia belaka.
Dalam bangunan pemikiran yang ditawarkan kedua pasangan itu, katanya sangat jelas terbaca, bahwa upaya perbaikan kondisi lingkungan dikaitkan dengan kemanfaatan ekonominya.
Dengan kata lain, restorasi lingkungan bukan bertujuan untuk keberlanjutan lingkungan, tetapi sekedar melayani kebutuhan pertumbuhan ekonomi.
“Harapan yang paling realistis, sangat boleh jadi adalah munculnya sejumlah proyek restorasi lingkungan sebagai ’pemanis’ pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Saratri Wilonoyudho, Ketua Koalisi Kependudukan Jateng, menuturkan kedua capres-cawapres melupakan pendidikan budaya dan terlalu berkutat dengan target kuantitatif a.l. ujian nasional, sertifikasi, dan lain sebagainya.
Visi misi capres di bidang pendidikan akan mustahil tercapai jika masalah mendasar seperti kemiskinan dan penguasaan asing atas Indonesia tidak terselesaikan.
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi