Perjuangan Nathania Dwi Listyani sejak tahun 2011 di gedung Antonius membuahkan IPK 3,92. Pemilik nama panggilan Nia ini memang memiliki minat di bidang psikologi. Dengan belajar psikologi, ia merasa dapat semakin memahami dirinya. “Di Fakultas Psikologi, saya bisa belajar tentang diri sendiri dan orang lain lewat ilmu tersebut. Selain itu, saya juga mendapat pengalaman berorganisasi, pengalaman terlibat mengurus kegiatan-kegiatan, besar dan kecil,” tuturnya.
Nia mengaku senang bisa belajar di Fakultas Psikologi karena mata kuliahnya menyenangkan. Selain itu, ia juga mendapat teman-teman baru yang ia harap bisa menjadi teman sampai waktu yang lama.
Mahasiswi yang berdomisili di Cirebon ini membeberkan bahwa hal yang baginya tidak menyenangkan adalah jauh dari orang tua, “Dukanya, karena jauh dari orangtua, terkadang rasanya homesick, tidak langsung bisa menyesuaikan diri,” ungkapnya ketika diwawancara Kronik via surat elektronik.
Meskipun demikian, ia bersyukur bisa merasakan itu semua. Sebab dengan begitu ia memiliki kesempatan menantang dirinya sendiri. Misalnya dengan mengikuti organisasi dan kepanitiaan. “UKM Paraga adalah organisasi pertama saya. Di situ saya mencoba-coba belajar menulis dan terlibat dalam acara yang terkait jurnalistik. Selain itu saya juga menjadi panitia lomba PICASSO yang mengundang peserta dari fakultas psikologi di Pulau Jawa dan Bali,” imbuhnya.
Tantangan terbesar justru didapati perempuan yang lahir di Palembang tanggal 23 Desember 1992 ini. Ia mengisahkan, “Skripsi benar-benar menjadi tantangan yang luar biasa selama kuliah. Di awal, terjadi kesalahan dalam pemberian dosen pembimbing. Judul yang saya masukkan, salah diketik sehingga yang seharusnya ‘berbau’ psikologi sosial, malah mendapat dosen psikologi industri.”
Lakukan yang Terbaik
Sub judul di atas merupakan prinsip hidup yang selama ini dipegang Nia. Pencapaian mahasiswi yang memiliki hobi membaca buku dan nonton ini hingga mendapat predikat wisudawan terbaik nampaknya berasal dari prinsip hidup yang ia miliki tersebut. Sebab ia mengaku bahwa dengan berpegang pada prinsip itu, ia berusaha mengerjakan setiap tugas sebaik mungkin.
“Setiap tugas, baik besar atau kecil, ujian kecil-kecilan atau ujian akhir, semuanya harus dikerjakan dengan semangat yang sama, dilakukan sebaik yang saya bisa. Jangan menyepelekan tugas, suka tidak suka, tugas dan ujian adalah tanggung jawab yang harus dilakukan,” ungkap mahasiswi angkatan 2011 ini.
Mengenai kampus ungu yang selama setidaknya empat tahun ia tinggali ini, ia merasa Unika bergerak progresif. “Semakin banyak fakultas atau program studi baru di sini, berarti Unika mau semakin berkembang,” sebutnya.
Nia berharap agar jangan hanya kuantitas saja yang bertambah, tetapi juga kualitas tetap dijaga. Kemudian ia menutup wawancara dengan mengatakan, ”Semoga (Unika) makin maju, makin berkembang, makin di kenal.” (teodomina)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi