Ada beberapa jenis pengobatan yang dikenal di dunia saat ini.
Di antaranya, pengobatan ala barat, pengobatan ala timur dan pengobatan secara agama.
Dengan perpaduan yang tepat ditambah pola hidup yang baik, hal tersebut bisa membuat manusia hidup sehat hingga umur 90 tahun.
Hal itu diungkapkan dr. Sunarto, Ketua Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) Jogja, di sela seminar kesehatan yang dilangsungkan di kampus Unika Soegijapranata, Sabtu (15/6/2019).
"Sebenarnya dengan pola hidup yang benar, bisa sampai 90 tahun," terangnya.
Menurutnya, pengobatan barat bersifat mengobati gejala saja.
Misalnya seseorang merasakan pusing, maka diberikan obat anti pusing.
Pengobatan ala barat, menurut dr. Sunarto lebih bersifat pengendalian, bukan mengobati.
Hal tersebut berbeda dengan pengobatan ala timur, yang memakai bahan-bahan alami dan juga akupuntur.
"Hal tersebut merangsang badan, supaya badan bisa menyembuhkan sendiri.
Karena badan punya kemampuan itu," imbuhnya.
Hal tersebut membuat pengobatan ala timur membutuhkan waktu yang lama dalam proses penyembuhan manusia.
Beda dengan pengobatan ala barat yang instan dan cepat.
Lalu pengobatan secara agama, menurutnya konsep penyakit menurut agama adalah berasal dari Tuhan.
"Istilahnya karena berdosa atau sedang mendapat cobaan," ujarnya.
Obat dari pengobatan secara agama adalah berdoa.
Hal tersebut menurutnya membuat setiap orang sakit selalu didoakan agar cepat sembuh oleh orang lain.
Menurutnya, pengobatan secara barat, timur dan secara agama dapat dikombinasikan secara terstruktur.
Dengan pengkombinasian secara tepat, maka dapat menyembuhkan penyakit seseorang dengan cepat.
"Misal dia sakit persendian.
Selain minum obat, dia juga dapat melakukan yoga atau meditasi, dan juga berdoa," terangnya.
Ia pun mempercayai dengan kombinasi tiga pengobatan dan pola hidup sehat, tak ada lagi orang sakit-sakitan di usia muda.
Semisal sakit jantung atau stroke di usia yang masih kepala empat.
"Perilaku hidup, gaya hidup sangat mempengaruhi.
Jangan sampai dalam hidup ini abai terhadap kesehatan," kata dia.
Marcella Elwina, Dekan Fakultas Hukum dan Komunikasi Unika menuturkan ilmu di seminar kesehatan yang digelar Unika diharapkan mampu diserap para mahasiswanya.
Terlebih mahasiswa S2 Unika Soegijapranata yang akan mengikuti program KKN di luar negeri tahun ini.
"Ini penting agar mahasiswa bisa menjaga kesehatannya di manapun, termasuk di luar negeri," paparnya.