Oleh: Drs. Ign Dadut Setiadi, MM. *
KAUM marjinal sering dianggap sebagai suatu kegagalan dari pembangunan khususnya dalam bidang investasi human capital. Indikator pembangunan yang selalu ditujukan pada pembangunan sektor ekonomi dan politik membuat posisi kaum marjinal dalam struktur dan tingkatan pembangunan semakin terjepit. Siapakah yang disebut kaum marjinal tersebut? Marjinal berasal dari bahasa inggris “marginal" yang berarti jumlah atau efek yang sangat kecil. Artinya, marjinal adalah suatu kelompok yang jumlahnya sangat kecil atau bisa juga diartikan sebagai kelompok prasejahtera.
Marjinal juga identik dengan masyarakat kecil atau kaum yang terpinggirkan Jadi kaum marjinal adalah masyarakat kelas bawah yang terpinggirkan dari kehidupan masyarakat. contoh kaum marjinal antara lain pengemis, pemulung, buruh, petani, dan orang-orang dengan penghasilan pas-pasan atau bahkan kekurangan. Mereka ini adalah bagian tak terpisahkan dari negara kita. Di era situasi dan kondisi saat ini kaum marjinal secara umum adalah masyarakat yang terpinggirkan karena miskin, gelandangan, kaum buruh, anak jalanan dan lain lain. Penyebab mereka terpinggirkan karena tekanan ekonomi, sosial, budaya, politik dan kadang juga peraturan maupun kebijakan pemerintah. Hal ini juga berakibat pada jenis pendidikan yang cenderung lebih memilih atau mendapatkan pendidikan non formal.
Keberadaan kaum marginal yang biasanya berada di kota-kota besar munculnya secara pelan dan tidak tertangani secara kolektif sehingga akan memunculkan berbagai penyakit masyarakat seperti pelacuran, gelandangan, pencurian, perampokan, human traffking dan lain lain yang jika tidak tertangani akan menjadi "bom" waktu yang akan merusak dan menghancurkan tatanan suatu negara yang sedang membangun sumber daya manusia misalnya semakin banyaknya anak putus sekolah (drop out), menurunnya kualitas sumber daya manusia, tingginya pengangguran, kemajuan dan perkembangan pendidikan dalam negara tersebut akan tertinggal dengan negara lain, banyak penyakit kerawanan dan sosial masyarakat yang tidak tertangani.
Komunikasi Organisasi
Salah satu cara dalam mengatasi permasalahan yang diakibatkan oleh kaum marjinal adalah dengan pendampingan melalui komunikasi organisasi. Karena di setiap kelompok kaum marjinal mempunyai komunitas komunitas yang terbentuk karena profesi dan senasib. Bentuk pendampingan tersebut merupakan suatu manifestasi gerakan yang dapat menimbulkan kesadaran dalam komunitas tersebut melalui komunikasi organisasi yang baik dengan secara pribadi dan kelompok.
Sifat terpenting dalam komunikasi organisasi adalah adanya pesan, penafsiran, dan penanganan kegiatan anggota organisasi atau komunitas (Ishak, 2012). komunikasi organisasi dapat lebih merekatkan interaksi dan interdependensi yang terdiri dari komunikator, pesan, media, komunikan dan dampak komunikasi dalam mencapai tujuan organisasi atau komunitas melalui fungsi hirarki dan tanggung jawab (Farihanto, 2010). Terjadi banyak hal ketika proses komunikasi organisasi di laksanakan pada kelompok kaum marjinal yaitu faktor situasional dan personal sebagai faktor yang mendominasi proses komunikasi organisasi tersebut.
Dalam proses komunikasi organisasi yang penting adalah bagaimana dapat bermakna dari suatu informasi yang sama di antara pemberi dan penerima informasi. Sebagai kaum marjinal tentunya dengan segala keterbatasan pendidikan dan kualitas sumber daya manuasi yang rendah maka dalam proses pendampingan harus mampu mengubah kehidupan mereka yang terpinggirkan maka sangat diperlukan komunikasi antar pribadi dan komunikasi antar kelompok yang sama maknanya ketika pesan itu dapat diterima masing-masing individu dalam kelompok tersebut.
Dalam menyampaikan pesan, kebaikan seorang komunikator atau pendamping kelompok harus memikirkan tataran kualitas yang di setarakan dengan tingkat pendidikan dan kualitas sumber daya manusia dalam kelompok marjinal tersebut. Jika tidak memikirkan tingkat pendidikan dan kualitas sumber daya manusia maka akan terjadilah konflik baik diantara sesama anggota kaum marjinal dan konflik pribadi dengan komunikator atau pendamping.
Solusi bagi kaum marjinal
Ketika komunikasi organisasi di kalangan kaum marjinal mulai diterapkan maka yang perlu di perhatikan adalah seorang komunikator atau pendamping mempunyai tujuan untuk mengangkat harkat dan martabat baik secara pribadi maupun kelompok. Cara dan metodenya adalah seorang pendamping atau komunikator mampu mengenal kemampuan dirinya, mampu beradaptasi dengan kelompok marjinal tersebut, memberikan inovasi atau perubahan dengan berkehendak baik salah satunya mengubah pola pikir kaum marjinal menjadi kelas menengah, memberikan semangat keberanian bagi kaum marjinal untuk keluar dari keterpurukan dan merasa terpinggirkan, dan dengan penuh kecintaan dan keiklasan dalam mendampingi kaum marjinal. Itu-semua dapat di lakukan tentunya dengan cara menyampaikan pesan atau informasi yang sifatnya mendidik dan menyemangati sehingga pribadi pribadi yang tergabung dalam kelompok kaum marjinal ketika menerima pesan dengan makna yang sama, maka perubahan pola pikir masing masing pribadi atau individu dapat mengangkat harkat dan martabat komunitas kaum marjinal menjadi kaum menengah.
*) Drs. Ign Dadut Setiadi, MM.
Pengajar Prodi Ilmu Komunikasi
dan Anggota The Soegijapranata Institute
►Tribun Jateng 14 September 2018 hal. 2 , http://jateng.tribunnews.com