Program Magister Teknologi Pangan (PMTP), Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unika Soegijapranata mengadakan Webinar Nasional dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2022 dengan tema “Quo Vadis Blue Economy – Kelautan Indonesia untuk Ketahanan Pangan Nasional” pada Kamis (20/09) secara hybrid.
Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Prof. Dr. Rokhmin Dahuri MS, mengatakan bahwa peran Blue Economy kini makin meningkat dan perlu akselerasi pemerintah pusat serta daerah untuk berkolaborasi bersama para pemangku kepentingan pangan. Kolaborasi ini diperlukan agar ketahanan pangan nasional menjadi semakin kuat. “Peran Blue Economy terhadap ketersedian pangan berkelanjutan penting untuk mendukung kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia”, tutur Prof. Rokhmin Dahuri sebagai Keynote Speakers pada webinar ini.
Webinar dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2022, juga menghadirkan narasumber panelis yaitu Prof. Dr. Budi Widianarko, M.Sc (Professor Food Ecology and Safety Unika Soegijapranata). Ia membahas mengenai The Seafood Paradox Hasil Perikanan Pantai. Selain itu hadir pula Dr. Maya Puspita (R&D, Expert in Indonesia Seaweed Association). Dr Maya membahas Outlook Keunggulan Komparatif Produk Rumput Laut untuk Ketahanan Pangan. Diskusi dalam webinar ini dipandu oleh Dyah Wulandari, S.Si, Ph.D (Staf pengajar di FTP Unika Soegijapranata).
Peta Ketahanan Pangan dan Kerentanan Pangan menjadi isu utama yang diangkat dalam webinar HPS 2022 ini. “Eksplorasi pangan hasil kelautan perlu menjadi agenda penting seiring dengan cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia. Produk hasil kelautan dianggap sebagai komoditas “Prime Mover” ditengah sentuhan Blue Economy yang saat ini digagas oleh Pemerintah Indonesia,” tutur Dr. Laksmi Hartajanie, MP, Dekan FTP Unika Soegijapranata saat membuka Webinar HPS 2022 ini.
Ketua Program Studi Magister Teknologi Pangan, Dr. Ir. Ch. Retnaningsih menegaskan bahwa eksplorasi dan pemanfaatan hasil kelautan yang tepat guna, dapat dimanfaatkan sebagai produk pangan untuk mengurangi angka stunting yang dinilai masih tinggi di Indonesia. Hasil webinar ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan seluruh keluarga besar penggiat pangan akan pentingnya diversifikasi dan optimalisasi produk pangan berbasis hasil laut. “Perlu kita ketahui bersama bahwa akibat perubahan iklim dunia yang ekstrim dan tekanan ekonomi global akibat fenomena geopolitik dunia, mengakibatkan 3,1 miliar penduduk dunia masih tidak mampu untuk membeli makanan sehat (FAO, 2022),” tegasnya.
Selain itu, ancaman resesi dunia termasuk di Indonesia juga berimbas pada rantai pangan. “Sehingga diperlukan adanya sosial insurance bagi penggiat pangan terutama klaster-klaster UMKM selain perlunya restrukturisasi kebijakan dan regulasi pangan nasional untuk mempercepat implementasi Blue Economy dan Green Economy untuk mendukung Ketahanan Pangan Nasional,” terang Sonni Kurniawan, Ketua Panitia Peringatan HPS 2022 FTP Unika Soegijapranata. Senada hal tersebut, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FTP Unika Soegijapranata Dr Ir Lindayani, MP mengatakan kunci untuk mencapai Ketahanan Pangan Nasional yaitu diperlukan koordinasi melekat dari hulu ke hilir dan konsistensi dan komitmen dari seluruh stakeholder pangan didalamnya. [PMTP]