Kota Lama Semarang digadang-gadang akan mampu menjadi world heritage atau kota pusaka dunia yang diakui UNESCO pada 2020 mendatang.
Untuk menjadi kota pusaka dunia tentunya kita membutuhkan usaha dan persiapan-persiapan untuk dapat menuju ke sana.
Salah satunya selain penataan dan pembangunan yaitu penanganan untuk mengurangi resiko dampak bencana yang dapat mengancam situs bersejarah ini.
Maka, UNESCO bekerja sama dengan Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang dan Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata menyelenggarakan workshop selama dua hari (26-27/2/2018) di Gedung Oudetrap Semarang’>Kota Lama Semarang.
Temanya adalah Pembuatan Strategi Pengurangan Resiko Bencana (PRB) untuk Meningkatkan Perlindungan Semarang’>Kota Lama Semarang dari Dampak Bencana.
Tujuannya adalah untuk mmberi panduan pada pengelola cagar budaya untuk meminimalisir resiko bencana yg dapat mengancam kota pusaka tersebut.
Kota Semarang memang rentan terhadap banjir, penurunan tanah, kenaikan permukaan air laut, longsor dan juga kebakaran.
Salah satu strategi yang dibuat yakni mengolah informasi potensi-potensi dari bahaya yang dapat mengancam bangunan-bangunan dari Semarang’>Kota Lama Semarang ini.
Direktur UNESCO Office Jakarta Shahbaz Kaban mengaku senang bahwa pihaknya dapat bekerjasama dengan instansi-instansi terkait dalam pembuatan strategi pengurangan resiko untuk meningkatkan perlindungan Semarang’>Kota Lama Semarangdari dampak bencana.
“Kota semarang merupakan cerminan identitas masyarakat. Strategi ini diharapkan mampu memandu konservator-konsevator utama dalam meminimalisir resiko bencana, serta mengambil langkah pemulihan yang tepat jika situs ini terkena dampak bencana,” ujarnya.