Wakil Rektor Bidang Inovasi, Riset, dan Publikasi Soegijapranata Catholic University (SCU), Robertus Setiawan Aji N, PhD menekankan pentingnya integrasi data dalam mendukung akreditasi perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan adanya pengembangan automasi data untuk akreditasi yang tercantum dalam Permedikbudristek No. 53 Tahun 2023.
“Kalau tidak kuat dalam pengelolaan sistem informasi, maka risikonya pasti akan tinggi sekali. Maka dari itu, perlunya data feeder agar semuanya bisa di-handle dengan baik,” tekannya. Hal tersebut ia sampaikan dalam Studi Banding Universitas Widya Dharma Pontianak (UWDP) ke SCU pada 15 Agustus 2024.
Saat ini, akreditasi perguruan tinggi diberikan dalam bentuk peringkat Unggul, Baik Sekali, dan Baik. Peringkat ini pun merupakan bentuk perubahan yang sebelumnya diterjemahkan dalam peringkat A, B, C, dan D.
Berbeda dari sebelumnya, pemberian akreditasi ke depan tidak diterjemahkan dalam bentuk peringkat melainkan hanya menyantumkan terakreditasi atau tidaknya.
Berkaca pada hal tersebut, Aji menilai pengelolaan sistem informasi akademik menjadi aspek yang krusial mengingat peraturan dan kebijakan pemerintah yang terus berubah. “Perlunya komputerisasi diperkuat terus, karena SCU sudah mengembangkannya pada 1999 dan sempat berganti sistem pada 2009 ke basis web. Kami terus melakukan perbaikan agar sistem semakin terintegrasi,” ungkapnya.
Perkembangan Sistem Informasi SCU
Adapun sistem informasi akademik yang telah dikembangkan SCU di antaranya KRS Online, Anti Plagiasi, hingga Peminjaman Buku. Selain akademik, SCU juga telah mengadaptasi sistem informasi guna mendukung peraturan kepegawaian serta mengukur kinerja dosen dan tenaga kependidikan. Di sisi lain, sistem keuangan teringrasi juga telah dikembangkan SCU sejak lama.
“Integrated Financial System memungkinkan kemudahan penganggaran, permohonan keuangan, pencairan, hingga LPJ. Aksesnya bisa digunakan real-time oleh seluruh unit, agar tahu cash flow-nya seperti apa,” tambah Aji
Studi Banding
Sistem informasi akademik sendiri menjadi fokus utama yang dibahas dalam studi banding yang diselenggarakan di Gedung Mikael, Kampus 1 SCU Bendan tersebut. Dalam hal ini, termasuk fitur setting penerimaan mahasiswa baru, sistem informasi akademik, keuangan, data pegawai, hingga perpusatakaan.
“Sebagai sesama anggota Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK), kami ingin belajar lebih banyak dari SCU. Hasil diskusinya diharapkan dapat kami implementasikan berkaitan dengan integrasi sistem informasi,” pungkas Wakil Rektor Bidang Akademik, Penjaminan Mutu, dan Kerja Sama UWDP, Genrawan Hoendarto, MKom.