Tim “Fix It Geno” yang beranggotakan 7 mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Soegijapranata Catholic University (SCU) berhasil menjuarai Kompetisi Konstruksi Ramping (K2R) NEO 2.0. Kompetisi tahunan tersebut diselenggarakan pada Sabtu, 5 Oktober 2024 di Gedung Serbaguna II, Kampus ITB Jatinangor.
Ajang yang digelar Kelompok Keahlian Konstruksi dan Manajemen Infrastruktur, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung (KK KMI FTSL ITB) tersebut berhasil mengundang antusiasme 28 tim mahasiswa dan praktisi di bidang konstruksi dari seluruh Indonesia. SCU sendiri berhasil mengalahkan Tim “Dipo Lean Manifesto” dari Universitas Diponegoro (UNDIP) dan “PILAR UII 1” dari Universitas Islam Indonesia (UII) yang masing-masing merupakan Juara 2 dan 3 Kategori Mahasiswa.
Konstruksi Ramping
K2R NEO 2.0 merupakan kompetisi simulasi proyek konstruksi dengan menggunakan pendekatan Last Planner System (LPS). Dalam kompetisi ini, para peserta harus melakukan simulasi pelaksanaan proyek menggunakan blok permainan LEGO. Mereka berperan sebagai kontraktor utama, subkontraktor, pemasok, hingga pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Tujuannya untuk menciptakan proyek yang efisien dari segi waktu, biaya, dan mutu.
“Simulasi konstruksi di mana kami harus meminimalisir limbah dan meningkatkan produktivitas dengan sistem Last Planner. Kami terus berlatih dengan berbagai skenario konstruksi yang berbeda. Kami membangun model menggunakan LEGO sesuai dengan jadwal yang sudah kami rancang,” jelas anggota Tim “Fix It Geno,” Cahyo Priyo Sembodo.
Sejalan dengan itu, ketertarikan terhadap konsep konstruksi ramping dengan LPS menjadi alasan utama keikutsertaan mereka dalam kompetisi ini. “Kami mendapatkan cara berpikir yang baru mengenai proses konstruksi efektif dan efisien. Harapannya ilmu tersebut bisa kami terapkan di dunia konstruksi yang nyata,” sambung Project Manager Tim “Fix It Geno,” Tan, Vincent Genova Susanto.
Dibantu Stellina Candita Gunawan, Yohanes Rayno Mahesa Angelico, Bayu Setiyono, Asteria Ratri Cahyani, dan Masayu Amalina Andini, Cahyo dan Geno mempersiapkan lomba tersebut selama 3 bulan. Meskipun Geno, Cahyo, dan Stellina pernah ikut serta kompetisi serupa pada tahun sebelumnya, ini merupakan pengalaman pertama bagi Yohanes, Bayu, Asteria, dan Masayu.
Dosen Program Studi Teknik Sipil SCU, Dr. Hermawan turut membimbing mereka hingga berhasil memperoleh Juara 1. Aster pun optimis ia bersama rekan satu timnya bisa mempertahankan gelar tersebut pada K2R NEO 2.0 2025 mendatang. “Sangat senang dan bersyukur. Hasil yang kami dapatkan tentunya berkat dari bimbingan Pak Hermawan yang selalu mendampingi serta me-support kami,” sambung Rayno.