Faculty of Language and Arts (FLA) Soegijapranata Catholic University (SCU) rutin menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk “7th Celt International Conference” secara online pada Rabu, 4 Agustus 2024. Mengusung tema “Cultural Resilience & the Emergence of AI in the Teaching and Learning of English Language, Literature & Arts,” forum membahas peran Artificial Intelligence (AI) dalam pendidikan bahasa Inggris, sastra, dan seni.
Rutin diselenggarakan, Ketua 7th Celt International Conference, Dr. Ekawati Marhaenny Dukut menuturkan forum ini melibatkan akademisi dari berbagai perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. “Konferensi internasional ini rutin kami lakukan tiap 3 tahun sekali dan ini sudah penyelenggaraan yang ke-7. Mereka yang menjadi pembicara merupakan akademisi perguruan tinggi 7 negara dan 13 provinsi,” jelas Dr. Ekawati.
Dalam sambutannya, Dr. Ekawati menekankan pentingnya Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi global yang memainkan peran krusial dalam akuisisi pengetahuan ilmiah dan teknologi serta pertumbuhan ekonomi. Beliau juga menyoroti bahwa integrasi AI dalam Pengajaran Bahasa Inggris (ELT) melalui pendekatan Communicative Language Teaching (CLT) memiliki potensi transformasi yang signifikan. “Tidak dapat dipungkiri bahwa penerapan AI dan CLT di bidang pendidikan menghadapi tantangan. Meskipun banyak pendidik telah mengadopsi pendekatan ini, perdebatan tentang efektivitas dan kesesuaian metode ini masih berlangsung, terutama terkait dengan kendala budaya dan sumber daya yang terbatas,” tuturnya.
Cultural Resilience & the Emergence of AI in the Teaching and Learning of English Language, Literature & Arts
Sejalan dengan itu, konferensi ini menghadirkan berbagai topik terkait dengan tema tersebut. Adapun di antaranya yaitu dampak AI pada keterampilan mendengarkan siswa EFL, pendekatan berbasis teks dalam pengajaran Bahasa Inggris untuk seni dan desain, serta penggunaan AI dalam menciptakan komposisi musik. Para peserta juga diajak untuk berpartisipasi dalam diskusi kritis mengenai integrasi AI dalam pendidikan bahasa tanpa meninggalkan kekhasan budaya lokal.
Topik tersebut disampaikan 6 pembicara utama, 2 diantaranya merupakan akademisi Indonesia. Mereka adalah dosen FLA SCU, B. Retang Wohangara, MHum dan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Nur Saktiningrum. Akademisi Bowling Green State University Ohio, Prof. Radhika Gajjala juga berkesempatan membagikan pandangannya dalam konferensi tersebut. Tiga pembicara lainnya yakni Akademisi Filipina, Asst. Prof. Christopher D. Gabriel dan Assoc. Prof. Hazel P. Atilano serta Akademisi India, Assoc. Prof. M. Mary Jayanthi.
Dr. Ekawati menilai konferensi ini menjadi platform penting untuk menjembatani tradisi dan inovasi dalam pendidikan Bahasa Inggris, Sastra, dan Seni. “Menunjukkan komitmen FLA SCU dalam menghadapi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh kemajuan teknologi dan ketahanan budaya di era globalisasi,” ungkap Dr. Ekawati.