Wakil Rektor Bidang Inovasi, Riset, dan Publikasi Soegijapranata Catholic University (SCU), Robertus Setiawan Aji N, PhD melepas sebanyak 293 mahasiswa mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Prosesi upacara pelepasan diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) SCU di Lapangan Albertus, Kampus 1 SCU Bendan pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Nantinya, mahasiswa akan berdinamika bersama masyarakat di 21 desa yang tersebar di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak. Beberapa di antaranya yakni Karangrejo, Jogoloyo, dan Kendaldoyong. Mereka akan menetap di sana selama 3 minggu hingga 28 Agustus 2024.
“Sebenarnya prosesnya lebih dari itu karena mahasiswa sudah melakukan survei permasalahan di sana dan menyusun program kerja, sehingga ini tinggal melaksanakannya,” jelas Aji.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa program KKN di Kabupaten Demak merupakan salah satu bentuk kerja sama SCU bersama Pemkab di sana.
“Fokusnya adalah stunting untuk nanti tindak lanjutnya kami rumuskan bagaimana pencegahan dan penanganannya. Di samping itu, SCU juga melakukan penelitian tentang pengadaan rumah adaptif banjir di Kabupaten Demak sebagai bentuk kerja sama kami,” lanjut Aji.
Sejalan dengan itu, mahasiswa juga berkesempatan menjadi enumator untuk mengumpulkan data berkaitan dengan fenomena stunting di sana.
Kerja Sama LPPM SCU dengan Bappelitbangda Kabupaten Demak
Bersamaan dengan pelepasan, LPPM SCU juga melakukan prosesi penyerahan mahasiswa KKN di Kantor Kecamatan Wonosalam. Dalam kesempatan ini, Kepala LPPM SCU, Dr. Y. Trihoni Nalesti Dewi bersama Kepala Bappelitbangda Kabupaten Demak, Masbahatun Niamah, SSi turut melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS).
Merupakan tindak lanjut MoU SCU bersama Pemkab Demak, adanya kerja sama ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa melalui program KKN. Selain itu juga sekaligus mendukung pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di Wilayah Kabupaten Demak.
Permasalahan Daerah Dampingan
Dibandingkan Jepara dan Kudus, angka kemiskinan di Kabupaten Demak masih terbilangcukup tinggi. Di samping itu, fenomena stunting juga masih kerap ditemui. “Angkanya terakhir mencapai 9,5 di tahun 2023 lalu,” ungkap Niamah.
Di sisi lain, banyaknya limbah sampah juga masih menjadi fokus yang digarap Pemkab Demak. “Kalau ini setiap desa mengalami karena sampah yang menumpuk tidak kunjung terurai, sehingga pengelolaannya masih menjadi persoalan,” tutur Niamah.
Pihaknya pun berharap kehadiran mahasiswa dapat memberikan angin segar kepada masyarakat di Kabupaten Demak. Ia pun menerangkan sektor pertanian di daerahnya juga menjadi potensi yang bisa digarap mahasiswa.
“Kecamatan kami menjadi penyumbang karena produktivitas padinya di Kabupaten Demak. Semoga segala potensi dan peluang bisa dimanfaatkan dengan memberikan edukasi di masyarakat, sambil inovasinya dikembangkan,” harap Niamah.