Isu tenggelamnya daerah pesisir Kota Semarang menjadi topik hangat yang dibahas dalam Serial Diskusi Konsentrasi Media Kreatif. Forum diskusi tersebut diselenggarakan Program Studi Ilmu Komunikasi Soegijapranata Catholic University (SCU) di Theater Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan pada Jumat, 15 November 2024.
Mengambil studi kasus di Kelurahan Tambakrejo dan Tanah Mas, diskusi tersebut menyoroti peran jurnalisme di tengah terjadinya krisis iklim. Dalam hal ini, khususnya melalui investigasi jurnalistik.
Menurut Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi SCU Fidelis Aggiornamento Saintio, MIKom, liputan investigasi lingkungan menjadi karya jurnalistik yang penting. Hal tersebut dikarenakan isu lingkungan selalu berkaitan dengan isu sosial, sehingga berhubungan dengan hajat orang banyak.
“Investigasi tentang isu lingkungan tidak akan kekurangan topik, baik itu lokal maupun global, mulai dari kualitas air minum yang keluar dari keran rumah hingga dampak perubahan iklim global. Semarang pun menjadi salah satu kota di Indonesia yang memperlihatkan secara jelas bahwa dampak krisis iklim nyata adanya,” jelasnya.
Sejalan dengan itu, Kontributor Project Multatuli sekaligus Ketua Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) Semarang Aris Mulyawan menilai hadirnya jurnalistik merupakan sarana untuk menyampaikan keresahan masyarakat.
“Jurnalistik harus menyuarakan kegelisahan dan keresahan masyarakat. Prioritasnya adalah menyampaikan apa yang menjadi keresahan publik, terutama melalui investigasi yang berdampak pada peraturan pemerintah,” tegasnya dalam forum yang sama.
Pakar Lingkungan Bosman Batubara, PhD yang hadir dalam forum yang sama juga sependapat. Menurutnya, baik tulisan maupun kritik yang berkaca pada riset juga merupakan peran konkret dalam menyelesaikan masalah sosial serta lingkungan. “Jangan pikir menulis itu tidak konkret, karena itu dasarnya dari isi kepala dan pikiran,” katanya.
Bosman pun menilai proses riset, menulis, dan kritik yang membangun akan mendorong komunitas dan organisasi untuk lebih aktif terlibat dalam isu-isu sosial maupun lingkungan. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik yang pada akhirnya mendorong perubahan kebijakan oleh pemerintah.
Rencana Project dan Tugas Akhir
Pertama kali diselenggarakan, kegiatan ini sekaligus bertujuan untuk membekali mahasiswa dalam membuat produk jurnalistik sebagai tugas akhir semester. Nantinya, karya jurnalistik mahasiswa akan dihadirkan dalam pameran yang digelar Program Studi Ilmu Komunikasi SCU.
“Kami ingin mengangkat isu-isu yang terpinggirkan, karena itu adalah salah satu spirit kami dan tertuang juga dalam Mata Kuliah Komunikasi Gender dan Komunikasi Marjinal. Rencananya kegiatan serupa akan berlanjut di semester-semester berikutnya dan melebar ke isu-isu lain,” tutup Fidelis.