Lebih dari 50 guru Yayasan Kanisius Cabang Semarang mengikuti pelatihan membuat video pembelajaran. Bekerja sama dengan Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Soegijapranata Catholic University (SCU), pelatihan tersebut diadakan Yayasan Kanisius di Theater Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Para guru diberikan pelatihan videografi oleh 2 dosen Program Studi DKV SCU, Louis Cahyo Kumolo Buntaran, MM dan Fabiana Alam Andarini, MSi.
Louis berkesempatan memberikan pelatihan tentang sudut pengambilan video serta kiat untuk mengatur pergerakan kamera. Bersamaan dengan itu, Fabiana juga mengajak para guru untuk praktik langsung membuat video dengan aplikasi editing, Capcut. Sebelum diberikan pelatihan teknis, para guru juga diberikan edukasi mengenai berbagai macam konsep video pembelajaran berikut cara mengonsepnya.
Ketua Pengurus Yayasan Kanisius, Rm. Johannes Heru Hendarto, SJ menilai kesempatan ini menghadirkan keinginan para guru untuk belajar lebih banyak. Hal ini menurutnya penting, mengingat baik pendidikan dasar, menengah, hingga tinggi menghadapi masalah yang sama, yaitu transformasi pembelajaran.
“Adanya transformasi dalam pembelajaran menghadirkan adanya keinginan belajar lebih banyak. Dengan pendampingan para rekan-rekan muda yang lebih mudah beradaptasi dengan teknologi digital, kita bisa belajar beradaptasi dengan situasi yang tidak lagi bisa seperti dulu,” ungkapnya.
Sejalan dengan itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni SCU, Prof Berta Bekti Retnawati mengapresiasi inisiatif kolaboratif ini. “Ketika menerima surat undangan untuk pelatihan ini, kami langsung memberikan dukungan penuh. Kami menggandeng Program Studi DKV dan Perpustakaan untuk terlibat dalam acara ini,” kesannya dalam sambutan.
Ia pun mengajak para guru berkeliling ke Perpustakaan SCU dan Museum Mgr. Alb. Soegijapranata di Gedung Thomas Aquinas. Sambil melakukan tur perpustakaan, para guru juga diperkenalkan dengan berbagai inovasi yang dikembangkan di sana. Salah satunya yaitu teknologi virtual dan
Prof Berta juga memaknai pentingnya menyelaraskan metode pembelajaran dengan generasi digital saat ini. Ia pun berharap para guru bisa memahami hal tersebut. “Mahasiswa atau siswa sekarang memiliki konsentrasi yang lebih pendek dibandingkan sebelumnya. Oleh karena itu, sebagai pengajar, kita harus lebih kreatif dalam menyampaikan materi agar tetap menarik dan relevan,” tegasnya. Prof Berta juga memahami bahwa teknologi seharusnya menjadi “teman” dalam proses belajar-mengajar, bukan sesuatu yang ditakuti.
Lebih lanjut, pihaknya senang dapat turut serta meningkatkan keterampilan para guru dalam menyampaikan materi pembelajaran melalui media video. Harapannya agar dapat menjawab tantangan pembelajaran yang semakin modern dan dinamis.