Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD) Soegijapranata Catholic University (SCU) menjalin kerja sama dengan Yayasan Roemah Difabel Indonesia. Kerja sama tersebut tercantum dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangi kedua belah pihak pada Kamis, 31 Oktober 2024 di Gedung Henricus Constant, Kampus 1 SCU Bendan. PKS tersebut ditandatangani Dekan FAD SCU, Dr. Robert Riyanto W bersama Ketua Yayasan Roemah Difabel Indonesia, Ida Modiste.
Adapun kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam program penelitian dan pengabdian masyarakat. Nantinya, Yayasan Roemah Difabel Indonesia akan menjadi obyek penelitian sekaligus tempat dilaksanakannya program pengabdian masyarakat khususnya oleh mahasiswa FAD SCU.
Menurut Dosen FAD SCU, Peter Ardhianto, PhD, sebelumnya sudah ada lebih dari 30 mahasiswa yang telah terlibat proyek dengan Komunitas Sahabat Difabel yang dinaungi yayasan tersebut.
“Mereka menggarap aspek visual yang bisa mendukung branding komunitas ini, karena mereka berasal dari Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV). Jadi, ini sifatnya lebih kepada memformalkan kerja samanya agar kemungkinan lain bisa digarap,” pungkasnya dalam sela-sela penandatangan PKS.
Pameran Karya Mahasiswa
Hasil karya mahasiswa nantinya akan dipamerkan Program Studi DKV SCU di Tentrem Mall Semarang pada 13 Desember 2024 mendatang. Selain Komunitas Sahabat Difabel, program studi tersebut juga akan mengundang berbagai komunitas masyarakat yang dilibatkan dalam proyek tugas akhir mahasiswa.
Beberapa mahasiswa Program Studi DKV SCU yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi, Mirror juga pernah terlibat proyek sejenis dengan Komunitas Sahabat Difabel. Saat itu, UKM Mirror mengadakan Pameran Fotografi dengan menjadikan para penyandang disabilitas di sana menjadi model fotonya.
“Mereka membantu kami membuat company profile dengan bentuk video, juga membantu dalam memasarkan produk UMKM karya teman-teman difabel. Potensinya besar karena produknya sudah masuk ke pasar KAI dan berbagai hotel ternama di Semarang. Terakhir produknya dibawa salah seorang Staf Khusus Kepresidenan ke Amerika,” sambung Founder Komunitas Sahabat Difabel, Noviana Dibyantari.
Di samping itu, menurut Robert, perjanjian ini merupakan upaya konkret pihaknya dalam menjawab tantangan sosial yang ada di masyarakat. Lebih dari itu, ia menilai langkah ini juga merupakan bentuk pihaknya dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).
“Baik program penelitian maupun pengabdian masyarakat yang kami lakukan selalu berpayung pada SDGs, sehingga bagaimana caranya fakultas kami bisa menciptakan lingkungan dan masyarakat yang inklusif. Dalam hal ini, termasuk membangun nilai-nilai humanis bersama teman-teman difabel,” pungkasnya.