Rabu (23/8), Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata melaksanakan studi banding ke Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY).
Studi banding ini bertujuan untuk mendukung program kerja LP3 dalam pengembangan dan pengelolaan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Selain LP3, kegiatan ini juga melibatkan Pusat Kajian dan Pengembangan Andragogi SCU. Selain itu, Pusat Pengembangan Pengembangan Mata Kuliah Umum dan Pengembangan Kepribadian SCU turut mengikuti studi banding ini. Tidak ketinggalan, Wakil Rektor Bidang Akademik, Mahasiswa, dan Alumni, Dr. Berta Bekti Retnawati juga hadir mewakili SCU.
Lewat studi banding ini, SCU mempersiapkan berbagai langkah dalam mengembangkan dan mengelola program MBKM. “Berbagai macam informasi untuk mendukung dan mempersiapkan penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara mandiri dapat kita peroleh,” tutur Dr Heny Hartono, SS, MPd, Ketua LP3 SCU.
Langkah LP3 dalam Pengembangan MBKM
Salah satu langkahnya adalah memasukkan mata kuliah MBKM dalam kurikulum program studi. Langkah ini dinilai tepat guna meningkatkan antusiasme mahasiswa dalam mengikuti program MBKM. “(Mata kuliah) menjadi wadah meningkatkan antusiasme mahasiswa,” jelas Dr Heny. Bukan hanya dalam lingkup satu program studi, melainkan juga lintas program studi. “MBKM Mandiri lintas program studi lebih efektif dalam hal waktu maupun pencapaiannya,” ujar Ignatius Novianto Hariwibowo, S.E, M.Acc, Koordinator MBKM UAJY.
UAJY sendiri mempunyai MBKM Center yang merupakan wadah informasi terkait program MBKM. “Menjadi percontohan bagi universitas lain. Karena tim ini bertujuan sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mendapatkan informasi dan persyaratan yang dibutuhkan, membuat TOR dan panduan, sebagai fasilitator dan monitoring, serta sebagai media komunikasi bagi seluruh program studi,” tutur Dr Henny terkait pentingnya MBKM Center.
Beliau menilai adanya program MBKM dapat meningkatkan kompetensi lulusan. Selain itu, program ini juga dipersiapkan juga menciptakan pemimpin yang adaptif. “Guna meningkatkan kompetensi lulusan terbaik, menyiapkan pemimpin masa depan bangsa yang unggul, serta menciptakan lulusan-lulusan yang mampu beradaptasi dengan tuntutan zaman,” jelasnya.
Hasil studi banding ini diharapkan dapat menjadi gagasan guna mendorong keterlibatan mahasiswa SCU dalam mendukung kegiatan MBKM. “Salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan MBKM dalam suatu universitas, diperlukan adanya komunikasi yang baik kepada seluruh pihak yang terlibat,” tambah Dr Heny. [LP3]