Menurut Job Career Indonesia 2022, lebih dari setengah populasi pencari kerja di Indonesia memanfaatkan mesin pencarian atau search engine dalam mencari lowongan pekerjaan. Mulai dari JobStreet hingga LinkedIn menjadi sasaran 56% pencari kerja di Indonesia. Sisanya melamar meskipun mereka tidak mempunyai kriteria yang disyaratkan.
Kepala Soegijapranata Student Career Center (SSCC) Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata, Yuliana Sri Wulandari, SE, menuturkan banyak dari pencari kerja tersebut melamar meskipun perusahaan tidak melakukan open recruitment. “Karena mungkin sebenernya perusahaan butuh, tapi mereka tidak membuka open recruitment,” tambahnya.
Dengan kemudahan teknologi, tidak dipungkiri persaingan tenaga kerja menjadi semakin ketat. Yuliana menuturkan, 29% mahasiswa tidak mempunyai cukup kepercayaan diri dalam melakukan wawancara kerja. Ketakutan ini disusul dengan kebingungan menentukan bidang pekerjaan yang dipilih. Tidak cukup mengenal diri, sulitnya menemukan informasi lowongan pekerjaan tertentu, dan tidak mempunyai cukup relasi menjadi beberapa ketakutan para pencari kerja saat ini.
Menciptakan Lulusan Siap Bekerja
Bercermin pada isu ketatnya persaingan tenaga kerja, SCU memfasilitasi mahasiswa dengan adanya SSCC. “Karena kita punya networking guna memfasilitasi mahasiswa,” tutur Yuliana dalam Pelatihan Pembuatan Curriculum Vitae (CV) dan Job Interview pada Kamis (24/8) di Gedung Mikael, Kampus 1 SCU, Bendan.
Sebagai bentuk komitmen SCU dalam mempersiapkan lulusannya bersaing di dunia kerja, kegiatan ini rutin diselenggarakan tiap bulannya. SSCC juga menghadirkan langsung pihak perusahaan di beberapa kesempatan Sharing Knowledge dan Campus Hiring.
Kegiatan ini juga merupakan salah satu rangkaian Serial Pelatihan Pengembangan Soft Skills Siap Kerja yang diselenggarakan SSCC SCU.
Mengembangkan Soft Skill Bersama SSCC
Adapun kemampuan berinovasi, adaptasi budaya, penyelesaian masalah kreatif, kecerdasan emosional, dan komunikasi efektif merupakan beberapa soft skill yang dikembangkan peserta lewat pelatihan yang diselenggarakan.
“Orang-orang selalu bilang inovasi susah, ya. Tapi inovasi jangan dibuat ribet, yang penting digunakan untuk efektifitas. Karena itu harus mengeluarkan daya kreatifitas,” tutur Yuliana. Walau begitu, kemampuan berkomunikasi juga diperlukan mahasiswa guna menyampaikan gagasan inovatifnya. “Sesuatu yang penting untuk menyampaikan ide dan argumen kita,” tambahnya.
Selain itu, beliau juga menilai pentingnya kemampuan beradaptasi bagi mahasiswa. “Adaptasi itu penting untuk mempercepat proses kita. Karena kita yang memilih mau berproses cepat atau lambat. Kalau lambat, nanti bisa tertinggal,” imbuhnya.
“SSCC memberikan wadah untuk mahasiswa dan alumni SCU untuk dapat mengikuti berbagai pelatihan siap kerja. Maka harapannya baik mahasiwa dan alumni SCU akan lebih peka untuk memanfaatkan wadah tersebut,” tutur salah satu peserta, Afina Khoirunnisa. [Humas SCU/Hil]