Unika Soegijapranata mengawali tahun 2023 dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik. Tepat 4 Januari 2023, 44 mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Unika Soegijapranata diterima oleh pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan di Amurang, Provinsi Sulawesi Utara. Kegiatan KKN tematik yang berlangsung sebulan berfokus pada penguatan mutu sistem pelayanan kesehatan dan akselerasi pencapaian target pembangunan kesehatan di Kabupaten Minahasa Selatan. Pelepasan rombongan KKN juga didampingi oleh Robertus Setiawan Aji Nugroho selaku Wakil Rektor Bidang Inovasi, Riset dan Publikasi Unika Soegijapranata.
Menurut Robertus Setiawan Aji Nugroho, program KKN Tematik merupakan bentuk nyata kontribusi Unika Soegijapranata mendukung pemerintah pusat dan daerah untuk akses dan kualitas perawatan kesehatan dasar yang lebih baik di daerah pedesaan. Dalam hal pembangunan kesehatan, Unika Soegijapranata ikut serta secara terus menerus menjembatani penyelesaian masalah kesehatan dengan menjadi mitra pemerintah daerah.
Dekan FK Unika Soegijapranata, Indra Adi Susianto menuturkan bahwa program KKN di wilayah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) terprogram secara sistematis. Program ini mengintegrasikan perawatan primer dan pengobatan keluarga, masalah klinis dan kesehatan masyarakat. Mahasiswa kami dipersiapkan secara serius melalui berbagai peluang pelatihan yang secara progresif meningkatkan kemampuan mereka untuk berlatih secara efektif. Calon dokter perlu memahami berbagai fenomena sosio-demografi untuk menjembatani pemahaman hubungan antara manusia dan kesehatan. Dokter juga harus mampu bekerjasama dengan berbagai profesi baik medis maupun non medis serta pasien dan keluarganya. Ini yang kami dedikasikan bagi mahasiswa kami di FK Unika Soegijapranata. Oleh karena kami memiliki Dosen Pembimbing Lapangan atau DPL yang berasal dari internal FK dan Para dokter Puskesmas, yang telah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan, tuturnya.
Menurut Kepala Prodi Pendidikan Dokter, Francisca Pramesshinta Hardimarta, pemilihan lokasi KKN didasari oleh konteks Indonesia yang adalah negara kepulauan dan tantangan geografis serta risiko bencana. Dengan KKN Tematik harapannya calon dokter lulusan FK Unika Soegijapranata sejak dini mampu mengidentifikasi model pemberian pelayanan kesehatan yang berbeda dalam konteks masyarakat setempat; beradaptasi dan berkolaborasi bersama profesi kesehatan lain di Puskesmas; menerapkan prinsip praktik berbasis bukti; menerapkan prinsip perawatan kesehatan primer dan mampu memahami aspek sosial budaya yang berdampak terhadap kesehatan yang masih menjadi tantangan serius di daerah-daerah. Karena ini adalah KKN pertama FK, maka kami telah membentuk tim dan DPL. Tim teknis beranggotakan dr Alberta Widya Kristanti dan Birgita Erlin. Tim pengembangan beranggotakan dr. Indra Adi Susianto, dr. Vania A. Bachtiar, Ferdinandus Krisna Pukan, dr. Henrita Ernestia S, dan dr. Anindyo Pradipta Suryo. Sedangkan dokter Pembimbing Lapangan atau community mentor beranggotakan dr Grace Widya Kumaat (Puskesmas Tareran), dr Julita R Inkiriwang (Puskesmas Modoinding), dr Vianny Maramis (Puskesmas Ongkow), dr Stevan Monding (Puskesmas Tatapaan) dan dr Joshi Loindong (Puskesmas Motoling).
Sementara, Perigrinus H Sebong selaku koordinator KKN tematik yang juga Ketua Penelitian, Pengkajian , Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan menjelaskan bahwa KKN tematik bertempat di lima Puskesmas diputuskan bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten setempat. Lima Puskesmas sasaran yaitu Puskesmas Modoinding, Puskesmas Tatapaan, Puskesmas Tareran, Puskesmas Motoling, dan Puskesmas Ongkow. Setiap kelompok mahasiswa telah memiliki prototype projek yang telah disusun bersama dokter Puskesmas. Untuk periode ini, lima isu kesehatan yang diintervensi adalah kesehatan maternal, Stunting, Diabetes Mellitus dan Hipertensi, Tuberkulosis dan Leprosy. Kerangka Kerja yang digunakan dalam proyek adalah pendekatan clinical micro system untuk rantai perbaikan mutu pelayanan kesehatan. Tema projek masing-masing Puskesmas adalah SIKAT BUMIL (Siaga Kesehatan Ibu Hamil-Puskesmas Modoinding); Menuju Motoling Bebas Stunting (Puskesmas Motoling); Giat PROLANIS untuk Tareran yang Lebih Sehat (GPTLS-Puskesmas Tareran); TunTASkan KUsta (TAS KU-Puskesmas Tatapaan); dan Telepon Tanggap Tuberkulosis (Teletabis-Puskesmas Ongkow). Semua prototype projek telah direview oleh tim dan dinyatakan fisibel serta layak dilaksanakan. Harapannya program KKN ikut memperkuat implementasi kegiatan dan program pokok Puskesmas.
Dengan demikian seiring berkembangnya sistem perawatan kesehatan, reorientasi pendidikan kedokteran merupakan salah satu strategi untuk menyelaraskan prioritas pendidikan akademik dengan kebutuhan masyarakat. Program KKN tematik mendorong kemitraan antara para akademisi, pemerintah dan anggota masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan setempat. Dengan menempatkan mahasiswa melalui KKN di masyarakat dan fasilitas pelayanan primer lebih awal bisa menumbuhkan minat dan sikap kerja interprofesional kesehatan yang lebih baik. Program KKN ini membantu memperluas tujuan penempatan dokter di DTPK sekaligus menghasilkan lulusan yang lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat pedesaan, mampu berkontribusi dengan baik di wilayah tertinggal, perbatasan dan kepulauan tutup Bpk Franky Donny Wongkar, S.H selaku Bupati Minahasa Selatan saat memberi arahan kepada mahasiswa. [FK Unika Soegijapranata]
