Sembilan belas perwakilan Universitas PGRI Madiun (UNIPMA) menyambangi Soegijapranata Catholic University (SCU). Mereka disambut Rektor SCU, Dr. Ferdinandus Hindiarto di Gedung Fransiskus Asisi, Kampus 2 SCU BSB pada Senin, 28 Oktober 2024.
Beliau ditemani Wakil Rektor Bidang Pengembangan Sumber Daya, Dr. Agnes Advencia C dan Sekretaris Senat Akademik Universitas, Dr. Alberta Rika Pratiwi. Turut hadir pula Kepala Pusat Akselerasi Jabatan Fungsional/Akademik Dosen (JAFA) SCU, Dr. Elizabeth Lucky Maretha Sitinjak.
Kunjungan tersebut dalam rangka studi banding untuk membahas isu strategis senat universitas. Fokusnya yaitu efektivitas kedudukan dan fungsi senat di perguruan tinggi swasta, khususnya dalam mengawal Permendikbudristek No. 44 Tahun 2024 serta kenaikan JAFA.
Sebagai informasi, Permen dan kenaikan JAFA tersebut saling berkaitan. Adapun Permen tersebut mengatur bahwa dosen dengan jabatan akademik paling rendah Asisten Ahli (AA) yang mengemban beban kerja paling sedikit 12 SKS selama 2 tahun dapat mengikuti proses sertifikasi dosen.
Melalui studi banding ini, Rektor UNIPMA, Dr. Supri Wahyudi Utomo berharap pihaknya dapat mengadopsi kiat SCU dalam mendorong JAFA. “Mempersiapkannya agak terlambat karena universitas kami masih terhitung baru. Semoga dengan belajar di sini jadi kiat para dosen agar bisa lolos JAFA-nya,” harapnya.
Pusat Akselerasi JAFA
Di sisi lain, keseriusan SCU dalam menggarap hal tersebut diwujudkan dengan adanya Pusat Akselerasi JAFA. Lembaga ini sudah membimbing lebih dari 60 dosen untuk menaikkan JAFA-nya, termasuk 4 guru besar yang berhasil dikukuhkan tahun ini. Mereka adalah Prof MY. Dwi Hayu Agustini dan Prof. Berta Bekti Retnawati dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Prof Endang Widyorini dari Fakultas Psikologi (FPsi), serta Prof Rika Saraswati dari Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK).
Di samping itu, saat ini SCU masih memiliki 9 kandidat guru besar yang dinanti akan dikukuhkan tahun depan. Sementara, ada 32 dosen SCU lainnya yang berpotensi dipromosikan menjadi guru besar.
Dr. Ferdinand pun menilai hal ini tidak lepas dari pentingnya sinergi segenap sivitas akademika. “Kami meminta mereka yang sudah lebih tinggi JAFA-nya bisa membantu dan membimbing teman-temannya yang lain. Harapannya menjadi sumber semangat bagi para dosen,” ungkapnya.