Banyak yang belum mengetahui bahwa kontribusi Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Dilansir dari UMKM Indonesia, saat ini ada lebih dari 67 juta pelaku UMKM yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Maka, tidak heran jika UMKM merupakan penyokong utama perekonomian negara.
Walau begitu, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Soegijapranata Catholic University (SCU), Dr. Chatarina Yekti Prawihatmi melihat perkembangan teknologi masih menjadi tantangan terbesar bagi para pelaku industri ini. Chatarina melihat kemampuan manajerial, permasalahan bahan baku, keterbatasan finansial, hingga kesulitan memasarkan produk juga menjadi kendala bagi para pelaku UMKM.
Hal-hal tersebut menurutnya dapat diatasi dengan melakukan evaluasi kinerja usaha, meningkatkan kualitas produk, melakukan inovasi, hingga membuka diri terhadap teknologi. Selain itu, Chatarina juga menilai pentingnya para pelaku usaha ini dapat terus melek literasi.
“Penting karena UMKM walau kecil, masih menjadi tonggak ekonomi kita di Indonesia,” ujarnya dalam kegiatan Pembekalan Kuliah Kerja Usaha (KKU) dan Kuliah Kerja Sinergis (KKS). Kegiatan ini diselenggarakan di Theater Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan pada 23-30 April 2024. Chatarina berkesempatan membagikan kiatnya dalam memberikan pendampingan kepada para pelaku UMKM di depan para mahasiswa peserta KKU/KKS SCU.
Pembekalan KKU/KKS Semester Genap 2023/2024
Kegiatan ini rutin diselenggarakan tiap tahunnya oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) SCU menjelang pelepasan mahasiswa peserta KKU/KKS. Para mahasiswa nantinya akan dilepas pada 16 Mei 2024. Mereka akan ditempatkan di beberapa kecamatan di Kota Semarang, di antaranya Kemijen, Tegalsari, Mangunharjo, dan Kandri. Nantinya, mereka akan melakukan pendampingan kepada para pelaku UMKM di sana.
Dosen Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) SCU, Dr. Budi Sarwo menilai program ini penting agar mahasiswa dapat mengimplementasikan keilmuan yang dipelajarinya di bangku kuliah. “Melatih teman-teman (mahasiswa) bekerja sama dalam satu tim secara multidisiplin dalam menerapkan ilmu pengetahuan guna menjawab kompleksitas permasalahan di masyarakat,” jelasnya.
Sejalan dengan itu, Kepala LPPM SCU, Dr. Trihoni Nalesti Dewi melihat KKU/KKS menjadi wadah yang tepat bagi mahasiswa menguji kemampuannya dalam memecahkan masalah di masyarakat. Bersamaan dengan itu, beliau juga mendorong mahasiswa untuk bisa melatih kepekaaan sosialnya melalui program ini. “Semoga menjadi pengalaman yang bermakna bagi teman-teman (mahasiswa) dan dapat meningkat kompetensi serta keilmuannya,” harapnya.