Para dosen Soegijapranata Catholic University (SCU) antusias mendalami penerapan metode pembelajaran khas SCU, Soegijapranata Learning Model (SLM). Mereka menajamkan hal tersebut melalui kegiatan Joyful SLM Coaching Clinic (Joyful SCC) yang digelar Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3). Kegiatan ini diselenggarakan di Gedung Mikael, Kampus 1 SCU Bendan pada Selasa, 8 Oktober 2024.
Para dosen pun diajak membangun suasana pembelajaran menyenangkan melalui ritual pembuka kelas yang kreatif. Hal ini pun selaras dengan tema yang diangkat LP3 SCU dalam Joyful SCC kali ini, “Opening Rituals to Supercharge Classroom Atmosphere.”
“Dengan memulai kelas secara kreatif melalui ritual pembuka, kita bisa meningkatkan semangat mahasiswa dan dosen. Harapannya, mahasiswa tidak ingin melewatkan sesi kelas,” jelas Kepala LP3 SCU, Dr. Heny Hartono.
Lebih lanjut, Dr. Heny menuturkan pihaknya mengambil topik yang relevan dengan fase pembelajaran dalam SLM, Preparation Phase. Menurutnya, pembuka kelas yang kreatif merupakan salah satu bentuk implementasi pembelajaran yang menyenangkan serta mengedepankan nilai cura personalis serta reflektif. “Jika kita menghidupkan suasana yang positif dan interaktif sejak awal, kita bisa menciptakan kelas yang membuat mahasiswa selalu bersemangat datang dan terlibat dalam setiap pertemuan,” tandasnya.
Implementasi Pembuka Kelas
Sebagai bagian dari implementasi, LP3 SCU memperkenalkan beberapa teknik kreatif dalam membuka kelas. Salah satunya adalah circle time, di mana mahasiswa duduk melingkar dan membagikan hal positif atau tantangan yang mereka hadapi sebelum kelas dimulai. Ini memungkinkan adanya komunikasi yang lebih personal antara mahasiswa dan dosen, serta menciptakan suasana saling peduli.
Teknik lain yang diperkenalkan adalah mood meter yang membantu mahasiswa mengidentifikasi dan mengekspresikan suasana hati mereka. Dengan ini, dosen bisa menyesuaikan pendekatan pembelajaran berdasarkan suasana kelas pada hari itu.
Selain itu, metode rose bud thorn memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berbagi pengalaman baik (rose), sesuatu yang sedang mereka kerjakan (bud), dan tantangan yang mereka hadapi (thorn), sehingga suasana belajar lebih terbuka dan reflektif.
“Kegiatan ini juga mengenalkan berbagai permainan sederhana atau lagu yang dapat digunakan untuk memulai kelas dengan lebih energik, sehingga mahasiswa siap untuk aktif belajar,” tambah Dr. Heny.