Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV), Unika Soegijapranata atau dikenal dengan Soegijapranata Catholic University (SCU) mengadakan seminar bertajuk “A Competitive Public Health Communication Design”. Seminar ini diadakan pada Jumat (18/11/22) di Gedung Henricus Constant Ruang A.7.1.
Seminar ini harapannya dapat memunculkan pandangan baru terhadap komunikasi desain pada ranah Iklan Layanan Masyarakat (ILM). Pasalnya komunikasi desain layanan masyarakat belum sepenuhnya dapat tertuju pesannya hingga ke masyarakat dan seringkali dianggap sebagai sesuatu yang kurang menarik.
“Saat ini membuat iklan layanan masyarakat masih dianggap enteng sedangkan mengenai iklan komersial lebih maju karena secara benefit dan profitnya berbeda,” terang Peter Ardhianto S.Sn., M.Sn., Ph.D, dosen DKV Unika Soegijapranata.
Seminar ini mengundang Paula Irma seorang konsultan komunikasi yang telah mengerjakan proyek skala global maupun nasional.
Peter Ardhianto menerangkan bahwa perencanaan visual pada iklan layanan masyarakat terkhusus dalam kesehatan masyarakat sangat penting, karena sering dianggap remeh. “Misalnya pada iklan 4 sehat 5 sempurna itu berbeda-beda pada setiap daerah, ataupun iklan stunting itu juga terdapat perbedaan. Akhirnya jarang sekali iklan kesehatan masyarakat yang sukses. Walaupun ada iklan kesehatan yang sukses seperti jingle –aku anak sehat tubuhku kuat– tetapi kebanyakan iklan layanan tidak terpenuhi mengenai komunikasi visualnya” terangnya.
“Dalam seminar ini bu Paula mau berbagi mengenai tips dan trik atau strategi bagaimana periklanan masyarakat bisa seperti iklan komersial, bisa kompetitif dan orang juga paham maksud yang ingin disampaikan” ucap Peter.
Mahasiswa DKV saat ini juga sedang mengerjakan penugasan pada kelas Studio DKV Terpadu dan kelas Komunikasi Periklanan. Tentunya ilmu yang didapat pada seminar ini juga akan bermanfaat.
Peter Ardhianto juga menjelaskan melalui seminar ini harapannya mahasiswa dapat mempunyai perspektif lebih lebar dan terbuka. “Oh ternyata ketika mau membuat desain layanan masyarakat itu risetnya harus lewat antropologi, tidak hanya wawancara. Bahkan perlu riset mendalam sehingga tahu betul ceruk permasalahannya apa dan target yang dihadapi siapa. Nah mereka sedang on going bekerja dengan tugas itu. Harapan kami mereka bisa merefleksikan apa yang sudah mereka buat dan bisa mendapatkan yang terbaik dalam proyeknya” lanjut Peter
DKV Unika Soegijapranata memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru terkait desain komunikasi, salah satunya melalui Paula Irma.
“Luaskan wawasan, baca,baca,baca terlibat bikin makalah, gagal itu akan membuat kita belajar. Harus ada semacam kesadaran bahwa mahasiswa itu memang harus belajar.” terang Paula Irma Harjani.
[Humas Unika Soegijapranata/Kris]