Melalui disertasinya, mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan (PDIL) Soegijapranata Catholic University (SCU), Drs. Christianus Arie Sulistiono, MM menemukan bahwa adanya hubungan bisnis keluarga dengan keberlanjutan lingkungan.
Disertasi tersebut mengangat tantangan perusahaan keluarga dalam proses regenerasi kepempinan serta hubungannya dengan keberlanjutan lingkungan. Berjudul “Konstruksi Model Kesinambungan Perusahaan Keluarga dalam Perspektif Corporate Sustainability,” Arie menuturkan penelitiannya berangkat pada fenomena usia perusahaan keluarga semakin pendek seiring generasi.
“Data menunjukkan bahwa rata-rata usia perusahaan keluarga kini hanya mencapai 17 tahun dan hanya 5% yang mampu bertahan hingga generasi keempat. Menjadi tantangan besar bagi perusahaan keluarga terutama dalam hal regenerasi kepemimpinan dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan,” ungkap Arie.
Hal tersebut ia sampaikan sebagai Promovendus dalam Sidang Terbuka PDIL SCU yang dilangsungkan di Theater Thomas Aquinas, Kampus 1 SCU Bendan pada 15 Agustus 2024. Adapun tim penguji dalam ujian terbuka tersebut adalah: 1) Prof. Dr. Ignasius DA Sutapa, MSc; 2) Dr. Fl. Budi Setiawan; 3) Prof. Supramono; 4) Dr. A. Joko Purwoko; dan 5) Dr. Elisabeth Lucky Maretha S.
Tantangan Utama dan Komitmennya
Dalam pemaparannya, Arie menyoroti bahwa perusahaan keluarga menghadapi 2 tantangan utama, yakni regenerasi bisnis dan keberlanjutan lingkungan. Penelitian yang dilakukannya mengungkapkan bahwa kesinambungan perusahaan keluarga sangat bergantung pada komitmennya mendukung keberlanjutan perusahaan. Adapun komitmen tersebut meliputi keuntungan finansial, adaptasi terhadap lingkungan, dan peningkatan interaksi sosial.
“Regenerasi kepemimpinan perusahaan keluarga sering kali menjadi kendala besar yang dapat mematikan bisnis yang telah dirintis. Selain itu, komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, seperti pengurangan efek gas rumah kaca dan pelestarian sumber daya alam, menjadi faktor krusial yang harus diperhatikan,” jelasnya.
Menurutnya, pemahaman dan pelaksanaan komitmen keberlanjutan perusahaan harus diperkuat, terutama dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa kesinambungan perusahaan keluarga tidak hanya ditentukan oleh faktor internal, melainkan juga kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis dan menjaga keberlanjutan lingkungan,” tambahnya.
Arie pun berharap penelitain ini dapat memberikan kontribusi praktis bagi perusahaan keluarga serta masukan bagi pemangku kepentingan dalam mengembangkan bijakan untuk mendukung keberlanjutan perusahaan keluarga. “Penelitian ini dapat menjadi model bagi perusahaan keluarga untuk tetap berkesinambungan, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan,” tutup Arie.