Masuknya etnis Tionghoa ratusan tahun yang lalu ternyata memberikan pengaruh budaya yang signifikan di Kota Semarang, tidak terkecuali struktur bangunannya. Hal tersebut disampaikan dosen Program Studi Arsitektur Soegijapranata Catholic University (SCU), Dr. Ir. Krisprantono di Diskusi Bulanan Teknik Sipil.
Hal tersebut menurutnya dapat dilihat dari banyaknya bangunan klenteng atau rumah abu yang ada di Kota Semarang. Bangunan-bangunan ini banyak terletak di Kawasan Kota Lama Semarang.
Dosen Program Studi Teknik Sipil SCU, Ir. Widija Suseno, ASEAN Eng., IPU menilai adanya keunikan tersendiri yang terlihat pada struktur bangunan tersebut. “Bagaimana kekuatan struktur bangunannya masih bisa kokoh dan kuat setelah lebih dari 200 tahun,” ungkapnya.
Tahun lalu, Program Studi Teknik Sipil dan Arsitektur bersama bidang ilmu lainnya di SCU sempat melakukan program pengabdian masyarakat guna menyoroti hal tersebut. “Kami dari SCU diminta untuk meneliti secara langsung apakah struktur bangunana di sana masih ampuh atau tidak, dengan adanya rongga-rongga juga di dalamnya,” tambah Ir. Widija.
Hal tersebut juga diungkapkannya di depan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil SCU dalam forum yang sama. Selain mahasiswa, forum ini juga mengundang antusiasme para alumni SCU, praktisi, serta akademisi yang telah terjun di dunia teknik sipil. Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid di Gedung Henricus Constant, Kampus 1 SCU Bendan pada 27 Mei 2024.
Diskusi Bulanan Teknik Sipil SCU
Rutin diselenggarakan tiap bulannya, forum ini menjadi upaya Program Studi Teknik Sipil SCU dalam memperluas kepakaran mahasiswa. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi wadah mahasiswa untuk memperdalam keilmuannya langsung bersama alumni serta praktisi di bidang teknik sipil.
“Kami mengundang praktisi serta konsultan dari luar kampus agar bisa memberikan ilmu dari lapangan kepada mahasiswa,” harap Ir. Widija yang juga merupakan Koordinator Diskusi Bulanan Teknik Sipil.