Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Soegijapranata Catholic University (SCU) diperkenalkan dengan Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP). Belajar langsung bersama praktisi dari PT Sika Indonesia, mereka mengikuti Diskusi Bulanan Teknik Sipil yang digelar program studi tersebut. Menghadirkan East Area Sales Manager PT Sika Indonesia, Adiwibawa Reksabuana, ST, kegiatan tersebut diselenggarakan di Gedung Henricus Constant, Kampus 1 SCU Bendan pada Rabu, 6 November 2024.
“Diadakan setelah Ujian Tengah Semester (UTS), agar mahasiswa juga sekalian bisa me-refresh kembali wawasannya, khususnya terkait struktur bangunan yang menjadi topik dalam diskusi ini,” jelas Koordinator Diskusi Bulanan Teknik Sipil, Jessica Gitomarsono, PhD.
CFRP sendiri merupakan bahan komposit yang terbuat dari serat karbon dan resin. Menurut keterangan Adiwibawa, CFRP telah banyak digunakan untuk memperkuat struktur konstruksi bangunan, termasuk di antaranya jembatan, dinding, serta langit-langit. Lebih lanjut, ia menjelaskan hadirnya CFRP adalah jawaban dari tuntutan harus semakin kokohnya sebuah bangunan.
“Semakin ke sini bangunan dituntut untuk semakin kuat dan kokoh mengingat sekarang resiko adanya tanah yang losor, kemudian gempa bumi jadi semakin tinggi. Pemetaannya terus berubah dari waktu ke waktu,” jelasnya.
Adanya tantangan ini menurut Jessica sangat relevan dengan mahasiswanya yang mempelajari struktur bangunan. Maka dari itu, implementasi penggunaan CFRP dalam penguatan struktur bangunan sangat penting diperkenalkan dan diketahui mahasiswa.
“Jika dikaitkan dengan struktur bangunan dan pengaplikasiannya pastinya sangat relevan ya dengan yang dipelajari mahasiswa. Karena tidak semua produk konstruksi bisa kita bahas sangat mendetail di perkuliahan, makanya kita adakan diskusi ini,” imbuh Jessica.
Semakin beragamnya inovasi produk konstruksi modern ini dinilai Jessica menuntut mahasiswa agar bisa memperluas pengetahuan teknisnya. Tujuannya agar dapat membekali mereka ketika diterjunkan praktik di lapangan. Adanya kegiatan ini merupakan upaya program studinya untuk mewadahi hal tersebut.
“Berbeda dengan di kelas, ketika di lapangan kita harus tahu kebutuhan kita, spesifikasi dan menggunakan apa. Diskusi ini hadir dengan topik yang lebih detail tentang pengaplikasian di lapangan, konstruksinya seperti apa. Makanya kita hadirkan praktisi dari industri terkait untuk memperkenalkan tahap aplikasinya seperti apa,” tutup Jessica.