Talenta Pro Patria et Humanitate selalu menjadi semangat yang ditanamkan Soegijapranata Catholic University (SCU) kepada mahasiswanya. Menjadi misi SCU untuk mengembangkan talenta mahasiswa untuk nantinya dipersembahkan demi bangsa dan kemanusiaan. Kampus Ungu pun berupaya mencetak lulusan yang bisa merealisasikan isi pikirannya agar bermanfaat bagi orang banyak.
Semangat tersebut yang juga coba dihidupi Alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) SCU, Dr. Hendrar Prihadi, SE, MM atau kerap disapa Hendi. Baru-baru ini, Hendi menuangkan pemikirannya tentang konsep pembangunan Kota Cerdas dalam Buku “Model Tata Kelola Kota Cerdas Semarang: Mengubah Kota Tertinggal Menjadi Kota Cerdas.” Karyanya tersebut diterbitkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Publishing SCU dan ia luncurkan pada Senin, 13 Mei 2024.
Sejumlah dosen beserta mahasiswa SCU juga turut menghadiri acara launching buku tersebut. Mereka berkumpul bersama di PO Hotel Semarang. Bersamaan dengan itu, Guru Besar SCU, Prof Ridwan Sanjaya juga ikut membedah buku tersebut bersama para akademisi dan praktisi se-Jawa Tengah. Tidak ketinggalan, beberapa rekan Hendi dari kalangan pengusaha, komunitas, serta pejabat pemerintah juga turut hadir dalam acara tersebut.
Mengubah Kota Tertinggal Menjadi Kota Cerdas
Berangkat dari keterlibatannya dalam mendorong Semarang menjadi Kota Cerdas, buku ini mengangkat disertasinya ketika menempuh studi doktoral (S3). Lebih dari itu, buku tersebut juga menceritakan upaya Mantan Wali Kota Semarang tersebut dalam mengubah Ibu Kota Jawa Tengah dengan mengusung konsep Smart City.
Menurutnya, penting bagi pemerintah daerah dalam merespons keinginan masyarakat, sehingga dapat memberikan progress kemajuan bagi daerah yang bersangkutan.
“Menjadi kota cerdas ini tidak membutuhkan biaya yang besar. Sebaliknya, kita mencoba untuk mungusung konsep “Bergerak Bersama.” Ada CSR, APBD, juga mengundang keterlibatan masyarakat,” tegasnya.
Besar harapan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tersebut karyanya bisa menjawab keresahan para pemerintah daerah lainnya. Dalam hal ini, khususnya bagi mereka yang ingin memajukan wilayahnya dengan mengusung konsep yang sama namun dihalangi dengan sumber daya yang terbatas.
“Ketika bicara konsep smart city ternyata tidak melulu bicara soal teknologi pada awalnya. Karena kalau seperti itu biayanya jadi mahal dan besar,” tambah Prof Ridwan.
Walau begitu, inovasi yang didukung oleh terintegrasinya teknologi informasi serta komunikasi tidak bisa lepas dari pengelolaan kota yang efektif.
“Kota cerdas bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga bagaimana teknologi tersebut digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik dan efisiensi pemerintahan,” tambahnya.