Puluhan mahasiswa Program Magister Manajemen (MM) Soegijapranata Catholic University (SCU) diajak membangun personal branding guna mendorong pengembangan kariernya. Mereka berkumpul dalam Pelatihan Soft Skill yang diselenggarakan program S2 tersebut di Hotel All Stay Semarang pada Sabtu, 24 Agustus 2024.
Pelatihan ini rutin diselenggarakan tiap tahunnya di awal tahun akademik baru dengan mengusung topik yang berbeda-beda. Pesertanya pun merupakan mahasiswa dari berbagai angkatan berlatar belakang maupun akademisi.
Personal Branding
Tahun ini, Program MM SCU mengangkat tema “Personal Branding: Build Up Your Career Booster” dalam pelatihan soft skill-nya. Menghadirkan Inu Dhamar Jati, CPS, CH, CHt, AWP, beliau berkesempatan membagikan strategi efektif guna membangun personal branding.
“Personal branding sendiri sebenarnya kaitannya dengan bagaimana kita menjual diri kita, jadi sangat penting untuk dipelajari agar meningkatkan soft skill kita,” ungkapnya. Inu sendiri telah banyak mempunyai pengalaman di bidang pemasaran dan pengembangan sumber daya manusia.
Lebih lanjut, Inu menilai adanya perkembangan teknologi seolah menjadi peluang yang terbuka luas bagi siapapun membentuk personal branding mereka. Ia pun menyoroti banyak perubahan yang terjadi dalam pembentukan personal branding, mengingat adanya fenomena tersebut.
“Jadi bentuknya bukan hanya konvensional ketika seseorang ada di lingkungannya, melainkan juga bisa dalam digital melalui media sosial. Hal tersebut tentunya mendukung networking dengan khalayak yang lebih luas,” tegas Inu.
Pelatihan Soft Skill MM SCU
Ketua Program MM SCU, Prof Dwi Hayu Agustini, PhD menuturkan program ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan non-teknis yang krusial dalam dunia kerja. Adapun di antaranya seperti komunikasi efektif, kepemimpinan, kerja sama, manajemen konflik, hingga pengambilan keputusan strategis.
Menurut Prof Hayu, lulusan yang hanya mengandalkan kemampuan teknis tanpa didukung soft skill yang baik akan sulit berkembang dan bersaing di dunia kerja. “Bukan hanya pengetahuan, melainkan juga memotivasi mahasiswa agar ketika lulus juga pandai dalam kapasitas kompetensi. Sehingga mereka siap menjadi pemimpin yang adaptif dan berintegritas serta mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi,” harap Prof Hayu.
Melalui pendekatan interaktif dan partisipatif, pelatihan ini melibatkan peserta dalam berbagai kegiatan seperti simulasi, role-play, dan studi kasus. Metode ini pun tidak membatasi mahasiswa hanya memperdalam teori melainkan juga pengalaman praktis yang bisa langsung diaplikasikan.