Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Soegijapranata Catholic University (SCU) Henry Tan berhasil meraih Juara 1 dalam International Interdisciplinary Conference on Green Entrepreneurship and Education for Sustainability (iSustain) 2024. Kompetisi ini diselenggarakan Konsorsium Erasmus+ ECoGREEN bersama Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung pada 3 Desember 2024.
Ia pun berhasil bersaing dengan 70 mahasiswa S1 dan S2 dari 5 universitas di Indonesia, termasuk UNPAR, Universitas Surabaya (UBAYA), Universitas Trisakti, dan Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS), serta 2 universitas Eropa, yaitu Hasselt University Belgia dan Wageningen University Belanda.
Prestasi ini ia raih setelah idenya tentang yoghurt dari susu beras pecah berhasil menarik perhatian. Diklaim sangat ampuh bagi penderita diabetes, gagasan ini dilatar belakangi oleh keresahan Henry terhadap tingginya angka impor susu sapi di Indonesia.
Dilansir Tempo, 80% pasokan susu sapi siap konsumsi di Indonesia merupakan hasil impor. Volumenya mencapai lebih dari 250.000 ton sepanjang Januari hingga Oktober 2024 dan menelan sebanyak 12,86 triliun rupiah. Angka ini naik lebih dari 7% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
“Saya ingin menawarkan solusi alternatif untuk menekan impor susu sapi di Indonesia serta memanfaatkan beras pecah yang sering kali kurang dimanfaatkan. Harapannya ini memberikan nilai tambah untuk mendukung keberlanjutan,” jelas Henry.
Bukan pertama kalinya, ide ini beberapa kali pernah diusung Henry setiap ia mengikuti kompetisi sejenis. “Pernah saya kompetisikan dengan teman-teman, tetapi saat itu belum berhasil. Kali ini saya mencoba lagi dengan menambahkan penyempurnaan,” lanjutnya.
Sejalan dengan itu, Henry mengungkap dirinya sangat tertarik untuk terlibat dalam setiap forum maupun diskusi tentang konsep pembangunan keberlanjutan. Dalam hal ini, yang diusung oleh Erasmus+ ECoGREEN.
“Kehadiran peserta dari berbagai latar belakang dalam diskusi memberikan wawasan baru bagi saya tentang keberlanjutan. Mereka mempresentasikan inovasi yang berkontribusi pada ekonomi sirkular serta pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.
Henry menambahkan forum ini juga memberikan ruang bagi akademisi, praktisi, serta dunia industri untuk mengeksplorasi solusi berkelanjutan di bidang pendidikan dan bisnis.
Kegiatan ini sekaligus merupakan bagian dari program diseminasi Konsorsium Erasmus+ ECoGREEN. Tujuannya untuk menjawab tantangan global terkait Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. “Konferensi ini menjadi platform yang mempertemukan ide-ide inovatif untuk mendukung transisi menuju masa depan yang lebih hijau,” tambah Henry.
Saat ini, dirinya sedang mempersiapkan kompetensi internasional bergengsi di bidang teknologi pangan, Institute of Food Technologists (IFT). Ia akan memaparkan gagasannya di Chicago, AS pada Juli 2025 mendatang.