Masih dalam rangkaian kegiatan Creative Sharing, Program Studi Desain dan Komunikasi Visual (DKV) Soegijapranata Catholic University atau lebih dikenal dengan Unika Soegijapranata kali ini menghadirkan salah satu ilustrator dan komikus ternama, Is Yuniarto yang sudah banyak mengabdikan dirinya sebagai creator komik wayang modern, The Grand Legend Ramayana, yang merupakan adaptasi kisah Ramayana.
Setelah sebelumnya berkesempatan memperkenalkan konsep wayang kulit Avengers kepada para jajaran sutradara dan pemain Avengers : Infinity War di tahun 2018, dua tahun setelahnya beliau kembali berkontribusi ke Disney lewat pembuatan animasi Puppet Show film The Lion King pada Disney Plus Hotstar Launching Event.
Sudah banyak berkecimpung di industri perkomikan sejak tahun 2005, komikus yang sekarang menetap di Surabaya ini telah merilis lebih dari 18 komik, salah satunya adalah Gundala :Son Of Lightning di platform komik digital buatan Korea, Line Webtoon.
Dikemas dalam kegiatan sharing mingguan yang diselenggarakan pada Jumat, 16 Juni di Gedung Henricus Constant, Kampus 1 SCU, Bendan, beliau berkesempatan untuk membagikan pengalamannya di industri komik dan dan bagaimana prospeknya kepada para mahasiswa SCU.
Mengangkat tema, “Industri Komik dan Pengembangan Intellectual Property (IP) Berbasis Karakter,” beliau menjelaskan bahwa perlunya keingintahuan tentang sesuatu yang menarik untuk bisa dikembangkan dan bereksperimen, “pahami dan temukan passion, mulai dari hal-hal kecil yang kalian sukai, dari situ bisa dikembangkan,” tegasnya.
Komik yang merupakan salah satu dari sekian banyak produk intelektual manusia yang bisa dikembangkan ke banyak lini produk, contohnya seperti merchandise, mainan, game bot, fashion style, bahkan lifestyle tentunya mematahkan stigma bahwa profesi komikus di era modern ini sudah tidak relevan karena berkurangnya buku fisik dan beradaptasinya semua hal ke bentuk elektronik dan digital.
“Kalau illustrator mau melampiaskan hasratnya dalam menggambar, berkarya, sekarang bisa banget dan jalurnya sangat banyak sekali, tinggal kita milih cocoknya di mana,” tegasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Maya P. Utami, S.Sn., M.Sn., selaku dosen DKV SCU menjelaskan bahwa menjadi komikus ini menjadi pekerjaan yang menjanjikan jika terus dikembangkan, mengingat semua hal di dunia kreatif adaptif dan tidak benar-benar baru.
“Teruslah riset, karena itu penting banget. Tidak ada yang namanya art block, karena itu bisa diatasi dengan riset lebih banyak lagi,” pesannya kepada para mahasiswa DKV SCU. [Humas SCU/Hil]