Kegiatan Rapat Koordinasi Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia ini diselenggarakan pada Jumat (3/2/2023) hingga Minggu (5/2/2023) di Universitas Baiturrahmah, Padang, Sumatera Barat. Ketua Pengurus Besar Forum Dekan di bawah naungan Asosiasi Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia (AFKSI) Dr. dr. Artha Budi Susila Duarsa menyebutkan bahwa kegiatan rapat koordinasi ini dilaksanakan dua kali dalam 1 tahun.
dr. Indra Adi Susianto, MSi.Med, SpOG , dr. Fransisca Pramesshinta Hardimarta, M.Si.Med, dr. Vania Angeline Bachtiar, Sp.N, dr. Eviana Budiartanti Sutanto, M.Biomed, dr. Jessica Christanti, M.Kes, dr. Mayang Setyaningsih, MBiomed hadir sebagai wakil dari Fakultas Kedokteran (FK) Unika Soegijapranata di pertemuan Rapat Koordinasi serta Forum Dekan di bawah naungan Asosiasi Fakultas Kedokteran Swasta Indonesia (AFKSI) 2023. “Saat ini kita ada 52 Fakultas Kedokteran Swasta yang bergabung dalam AFKSI, dan untuk Rakor kali ini dihadiri 45 diantaranya,” terang Kaprodi S1 kedokteran FK Unika Soegijapranata, dr. Fransisca Pramesshinta Hardimarta, M.Si.Med.
“Acara rakor ini membahas upaya Fakultas Kedokteran Swasta Seluruh Indonesia agar selaras dengan Undang-Undang (UU) RI Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran serta menyiapkan pelayanan kesehatan berbasis praktis dan berbasis kolaboratif praktis,” terang dr. Indra Adi Susianto, MSi.Med, SpOG, dekan FK Unika Soegijapranata. Lebih lanjut ia mengatakan pendidikan kedokteran didukung oleh rumah sakit Pendidikan dalam semangat Academic Health System (AHS), sesuai dengan regulasi Surat Keputusan Bersama dua menteri dalam peningkatan kuota penerimaan mahasiswa program sarjana kedokteran, program dokter spesialis dan penambahan program studi dokter spesialis yang dituangkan melalui SKB tersebut.
Mengutip pernyataan Menteri Kesehatan RI Budi Gunardi Sadikin, Indonesia masih kekurangan 160.000 dokter dan mengacu standar kesehatan WHO seharusnya rasio dokter adalah 1:1000 populasi. “Artinya jika penduduk RI ini 270 juta jiwa yang dilayani oleh 110.000 dokter, maka jauh dari memadai untuk mencapai Indonesia Sehat seperti yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi dalam Nawacita menuju Indonesia Hebat” ujar dr. Jessica Christanti, M.Kes, Sekprodi.
dr. Vania Angeline Bachtiar, Sp.N selaku Kaprogdi Profesi Dokter, berpendapat “Untuk mendukung konsep tersebut diperlukan regulasi dari pemerintah untuk mengatur struktur organisasi berbagai pihak, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban agar AHS dapat di implementasi sesuai dengan tujuan implementasi SKB dua menteri,” sambungnya.
Dalam Rakor tersebut, AFKSI mendukung penuh upaya pemerintah dalam meningkatkan pemenuhan tenaga dokter di nasional adalah melalui peningkatan kuota mahasiswa dan penambahan program studi. “Namun tetap secara selektif, sesuai aturan yang berlaku dengan mengupayakan Prodi Kedokteran FK Unika Soegijapranata mempunyai akreditasi unggul sehingga dapat menaikkan jumlah mahasiswa 10-20 persen sehingga harapannya jumlah dokter dapat terpenuhi” terang dr. Eviana Budiartanti Sutanto, M.Biomed, Wakil Dekan 2 FK Unika Soegijapranata.
Sementara itu, Gugus Pengendali Mutu FK Unika Soegijapranata, dr. Mayang Setyaningsih, MBiomed mengungkapkan adanya pernyataan bahwa selama ini penilaian kedokteran lulusan negeri jauh lebih baik daripada swasta itu tidak benar. “Akibat pandangan seperti ini, mereka yang tidak lulus FK negeri akhirnya rela menunggu sampai tahun depan untuk mencoba lagi. Padahal mau negeri dan swasta saat ini kualitasnya sama, baik dari segi pendidikan, penelitian, serta pengabdiannya karena semua Pendidikan dokter di Indonesia menyesuai Standar Kompetensi Dokter Indonesia” tutupnya. [Dekan FK Unika Soegijapranata/dr. Indra Adi Susianto,MSi.Med, SpOG]