Salah satu tim Kedaireka Unika Soegijapranata yang diantaranya merupakan tim dari program studi Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan (RIL) bekerja sama dengan Stikes HAKLI Semarang. Kerja sama ini dikemas dalam acara Kick off Meeting & Focus Group Discussion (FGD). Adapun tema pada diusung dalam kegiatan ini adalah “Pengembangan Teknologi Bersih pada Pengolahan Air Daur Ulang dalam Upaya Konservasi Sumber Daya Air”. Kegiatan ini berlangsung di Demak, pada (15/10/22) di Hotel Amantis, Kab. Demak.
Program ini menggandeng Madrasah Aliyah (MA) Al-Irsyad Gajah yang mendapat predikat sekolah Adiwiyata Nasional atau green school. MA Al-Irsyad Gajah dijadikan mitra oleh Unika Soegijapranata melihat adanya penghasilan limbah dari buangan air wudhu dan MCK yang cukup banyak.
Menurut data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kelangkaan air di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan meningkat hingga tahun 2030. Selain itu, Amrizarois Ismail selaku ketua penelitian sekaligus dosen RIL mengatakan alasan Unika Soegijapranata mengambil tema konservasi air dan menjadikan MA Al-Irsyad Demak sebagai mitra dikarenakan melihat adanya ancaman krisis air di wilayah Indonesia khususnya di Pulau Jawa dan Bali.
Baca juga : Evaluasi Program Matching Fund Kedaireka di Unika Soegijapranata
Sedangkan hasil survey peneliti Unika Soegijapranata mendapatkan sample perwakilan siswa dan siswi terkait konsumsi air untuk satu kali wudhu menghasilkan air buangan (black water) sebanyak:
- Siswa laki-laki sebanyak 8,5875 liter/orang/wudhu, jika dikalikan dengan jumlah siswa laki-laki 234 orang maka air sekali wudhu dihabiskan sebanyak 2.009,475 liter.
- Siswi perempuan menghabiskan 8,868 liter/orang dengan total siswi 369 orang akan menghabiskan 3.272,292 liter.
“Kita ada dua output luaran dalam penelitian yaitu perkembangan teknologi dengan membuat kolam filtrasi dan ada beberapa chamber dan filter tabung. Nanti luarannya mengurangi material yang terbuang dari air limbah kamar mandi. Outputnya material dapat berkurang sehingga air buangan kamar mandi akan di filter untuk menghasilkan air berkualitas ketiga, yaitu air untuk keperluan sekunder. Misalnya untuk; mencuci kendaraan, menyiram tanaman ataupun digunakan untuk menyiram toilet. Selain itu poin kedua mengupayakan intervensi perubahan perilaku” terang Amrizarois Ismail
Baca juga : Kedaireka Unika Soegijapranata Fokus Memperhatikan Kualitas UMKM Kuliner Solo
Penelitian ini juga akan menghasilkan luaran berupa rancangan membangun teknologi filtrasi untuk daur ulang air. Rancangan bangunan ini nantinya akan dimulai dari hulu ke hilir instalasi air bersih di sekolah, berikut cara kerjanya:
- Air kotor atau grey water serta air hujan dialirkan menuju kolam sedimentasi,
- Di dalam kolam sedimentasi terdapat endapan dan partikel layang air ditahan, air bersih yang sudah tidak mengandung partikel dialirkan menuju kolam filtrasi
- Di dalam kolam filtrasi, air disaring menggunakan ijuk/screen/jarring-pasir-kerikil-dan batuan
- Air setelah melalui proses filtrasi ditampung ke dalam kolam air bersih, setelah melalui uji mutu air baru dapat digunakan sebagai air sekunder.
Acara FGD ini juga dihadiri oleh (1) Bupati Kabupaten Demak yaitu, dr. Hj. Eisti’anah, S.E. (2) Kabid Ekonomi dan Prasarana Wilayah Bappelitbangda Kab. Demak, Ahmad Nur Azizul M, ST, MM. (3) PLT Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Demak, Mohamad Fathkurokhman, SH, MH.
“Mengingat air merupakan sumber daya primer dan tidak tergantikan dalam kehidupan di muka bumi, dan Unika Soegijapranata dengan semua talentanya hadir untuk turut menjaga sumber daya penting ini untuk bangsa sebagaimana semboyan Talenta Pro Patria et Humanitate,” terang Rektor Unika Soegijapranata, Dr. Ferdinand Hindiarto, S.Psi., M.Si.
Baca juga : Tim Kedaireka Unika Soegijapranata Lakukan Pemantapan Wisata Edukasi Green Fresh Farm (GFF) Susu Sapi di Jatirejo
Bupati Demak, dr. Hj. Eisti’anah memberikan dukungan dan apresiasi terhadap tim peneliti Unika Soegijapranata yang telah berkenan menjadikan Kabupaten Demak sebagai tempat penelitian dan pengabdian.
“Tema penelitian yang diusung mengenai pelestarian sumber daya air sangat diperlukan Kab. Demak. Semoga kedepannya dapat melibatkan lebih banyak lagi sekolah-sekolah di Kabupaten Demak,” terang dr. Hj. Eisti’anah, S.E..
Ahmad Nur Azizul, Kabid Ekonomi dan Prasarana Wilayah Bappelitbangda Kab. Demak juga menyatakan bahwa penting untuk mewacanakan upaya konservasi air di Kab. Demak mengingat besarnya kebutuhan akan sumber daya air. Terlebih Demak merupakan Kabupaten yang tidak memiliki sumber air yang memadai.
Pemaparan Mohamad Fathkurokhman juga berfokus dengan besarnya kebutuhan terhadap air untuk mengelola aktivitas lembaga pendidikan terkhusus pesantren yang notabene membutuhkan sumber daya air untuk kegiatan pembelajaran dan peribadatan. [Humas Unika Soegijapranata/Kris – Tim Kedaireka]