Awal tahun 2017 ini, Unika Soegijapranata mendapat 27 penelitian yang didanai oleh Kemenristek Dikti. Dan dari 27 penelitian tersebut, banyak bermunculan nama-nama peneliti muda yang terlibat. Prof. Dr. Y Budi Widianarko, M.Sc selaku rektor Unika Soegijapranata, menyampaikan pendapatnya, “Kita bersyukur Unika Soegijapranata masih berada di jajaran perguruan tinggi swasta di Indonesia yang menerima pendanaan penelitian dalam jumlah yang cukup besar sesuai dengan cluster penelitian Unika Soegijapranata sebagai cluster utama. Selain itu, berdasar Media Kompas, Unika ditempatkan sebagai perguruan tinggi terbaik no. 2 tingkat Jawa Tengah. Kabar baik lainnya, diperkirakan kurang lebih 32% dari jumlah dosen di Unika Soegijapranata telah terlibat dalam penelitian yang didanai oleh Kemenristek Dikti. Saat ini dari 32% tersebut, diharapkan dapat mencapai persentase 50% dosen Unika yang terlibat dalam penelitian setidaknya dalam jangka 3 tahun ke depan. Tidak hanya angka partisipasi saja yang ditingkatkan, bagi Unika jumlah output dalam mutu publikasi ilmiah yang dapat dimuat jurnal internasional lebih penting karena di dunia penelitian ke depan hal tersebut juga termasuk dalam indikator persaingan. Selain itu, mutu proyek penelitian diperlukan untuk menarik perhatian para donatur mancanegara untuk berpartisipasi dalam proyek penelitian. Jadi, secara garis besarnya, universitas tidak hanya menghasilkan pengetahuan baru tapi juga menghasilkan karya teknologi yang mudah diaplikasikan sesuai kebutuhan masyarakat” tutur Prof. Budi.
“Saat ini pun, kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemenristek Dikti bagi para peneliti di Indonesia terfokus pada banyaknya publikasi ilmiah dan paten yang dihasilkan” jelas Prof. Budi.
Menurut Prof. Budi, angka partisipasi 32% peneliti dari Unika Soegijapranata dari penelitian yang didanai oleh Kemenristek Dikti tergolong presentase yang tinggi di tengah kondisi Unika saat ini sebagai universitas yang belum memiliki kapasitas yang besar. Bagi Prof. Budi, “sumur kreativitas” di kalangan para dosen saat ini terus berkembang. Harapan Prof. Budi, apabila angka partisipasi peneliti dari Unika Soegijapranata dapat mencapai 50%, jumlah ini dianggap sebagai kondisi yang sangat ideal. Unika sendiri juga menyediakan dana penelitian yang banyak dialokasikan kepada para dosen pemula. Langkah ini dipahami sebagai langkah awal para peneliti pemula dari Unika Soegijapranata untuk melatih kemampuan dalam penelitian tingkat lanjut. Selain itu, peneliti senior dari Unika banyak mengajak para peneliti muda untuk berpartisipasi dalam proyek penelitian yang dibangun sehingga pada saatnya para peneliti muda juga akan mengajukan gagasan penelitiannya sendiri.
Prof. Budi pun memahami kondisi para dosen dalam hal meningkatkan jumlah penelitian sembari mengajar bukanlah hal yang mudah. Sehingga, dimunculkan berbagai terobosan, salah satunya yang tengah diuji coba di Fakultas Teknologi Pertanian Unika saat ini dengan menggunakan sistem blok. Pada sistem blok inilah, para dosen tidak harus mengajar 1 mata kuliah sepanjang semester, apabila dosen tersebut mengajar pada blok yang pertama, maka pada blok ke II dan ke III, dosen tersebut bisa melakukan riset.
“Dosen yang melakukan riset menurut saya juga akan menguntungkan mahasiswa, dimana mahasiswa juga butuh sentuhan data asli dari riset sebagai acuan. Sehingga, tidak hanya berdasar pada buku sebagai bahan pembelajaran” tegasnya. Menurut Prof. Budi, dari jumlah 27 penelitian yang cukup banyak tersebut diharapkan dapat mengundang ketertarikan dari perguruan tinggi lainnya untuk dapat berpartisipasi sebagai reviewer.
“Mutu publikasi ilmiah juga diperlukan untuk meningkatkan H Index, dimana H Index sendiri adalah indikator pengukuran seorang peneliti berdasar jumlah orang yang telah mengutip hasil penelitian dari peneliti yang dimaksud. Misalnya saja, seorang peneliti memiliki H Index sejumlah 5 yang berarti peneliti tersebut telah menghasilkan 5 jurnal internasional yang telah dikutip sedikitnya oleh 5 orang pada masing-masing jurnalnya. Kemudian 5 orang yang telah mengutip juga mempublikasikan penelitiannya secara internasional” tutur Prof. Budi.
Menurut Prof. Budi, semasa memimpin Unika, ia berusaha untuk membangun brand Unika dengan berpegang teguh pada “Self-Fulfilling Provicy” yang berarti nubuat (ucapan/ ramalan) bisa terjadi karena pernah diucapkan. Baginya, membangun sebuah brand, juga perlu adanya partnership dengan luar negeri (Cal).
Serah Terima Jabatan Senat Mahasiswa FAD SCU Periode 2023/2024
Senat Mahasiswa Fakultas Arsitektur dan Desain (SMF-AD) Soegijapranata Catholic University