Menjadi menarik apabila kita membahas perkembangan pembelajaran daring yang telah dilakukan hampir dua bulan ini di Unika Soegijapranata, karena secara riil apa yang diupayakan oleh kampus terkait pembelajaran daring semakin lancar dan lengkap serta memenuhi kebutuhan pembelajaran, demikian pula dengan para penggunanya baik dosen, tendik maupun para mahasiswa.
Hanya saja setelah menjalani pembelajaran daring hampir dua bulan ini, muncul efek yang kadang tanpa terasa mempengaruhi setiap penggunanya, baik efek positif maupun negatifnya.
Untuk mengetahui itu, hari Selasa kemarin (28/4) tim kronik humas Unika sempat menemui Dr Ferdinandus Hindiarto SPsi MSi di sela-sela kesibukannya mengampu beberapa mata kuliah di Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata.
Dalam perbincangan tentang pembelajaran daring, Dr Ferdinandus banyak bercerita mengenai proses pembelajaran yang dilakukan selama ini dengan para mahasiswa baik S1, maupun S2.
“Pada prinsipnya kami tidak banyak mengalami kesulitan, namun yang menjadi persoalan adalah setelah menjalani pembelajaran daring dalam masa KLB pandemi covid-19 ini, yaitu selama kurang lebih enam minggu sesudahnya, mulai muncul kejenuhan yang bisa saja terjadi pada setiap pengguna daring baik dosen, tendik dan terutama mahasiswa,” cetusnya.
Lantas apa yang mesti dilakukan menghadapi masalah itu, terutama efek negatifnya. Kalau menurut saya, kondisi saat ini kita membutuhkan psychological capital (psycap) yaitu modal investasi psikologi yang dimiliki oleh setiap orang. Kita investasikan psycap tersebut dengan tepat melalui 4 (empat) hal yaitu (1) hope, yang artinya dalam masa pandemi covid-19 ini kita harus mempunyai sesuatu yang menjadi harapan baru, dan itu mendorong kita untuk terus mencoba berupaya meraihnya. (2) Yang berikutnya adalah optimism, maksudnya dengan harapan yang ingin diraih tersebut harus diiringi optimisme, artinya hope-nya harus realistis sehingga optimismenya juga realistis atau sesuai keadaan dan tidak over. Selain itu juga membuat alternatif solusi untuk merealisasikannya.
Selanjutnya (3) self efficacy, yaitu perlu keyakinan diri untuk mewujudkan hope atau harapan tadi. Dan yang terakhir (4) adalah resiliensi yakni kemampuan untuk beradaptasi atau mengatasi masalah meskipun pada situasi yang sulit, yang bisa kita dapat antara lain dengan melihat kembali pada pengalaman-pengalaman dalam menghadapi masalah yang pernah kita alami dalam perjalanan hidup kita dan kita berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Dengan psychological capital melalui empat hal tadi, maka diharapkan efek negatif yang muncul bisa dihindari, dan hasil karya yang kita hasilkan bisa lebih optimal, tandasnya. (FAS)
Senat Mahasiswa Universitas Berikan Pembekalan kepada Pengurus Baru Periode 2024/2025
Senat Mahasiswa Universitas (SMU) Soegijapranata Catholic University (SCU) Periode 2024/2025