Bertempat di ruang seminar gedung Mikael, pada hari Kamis (18/1), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unika Soegijapranata telah mengadakan “Choaching Clinic Penulisan Proposal Penelitian Pendanaan DPRM Ristek Dikti. “
Acara yang dihadiri oleh tenaga pengajar atau dosen Unika Soegijapranata serta beberapa dosen dari perguruan tinggi lain di luar Unika ini, banyak mengupas tentang berbagai hal terkait penulisan proposal penelitian yang disampaikan oleh 2 narasumber yaitu Prof. Dr. Totok Sumaryanto F., M.Pd dengan latar belakang sebagai reviewer nasional skim sentralisasi Kemenristek Dikti serta narasumber lainnya adalah Dr. FL. Budi Setiawan, ST., MT dengan background sebagai reviewer internal bersertifikasi skim desentralisasi.
Dr. Berta Bekti Ratnawati, M.Si selaku kepala LPPM Unika Soegijapranata dalam sambutan pembukaan Choaching Clinic ini mengatakan,”Meskipun penelitian Unika sudah masuk dalam klaster utama, tetapi bukan berarti bahwa kita semua sudah siap, oleh karena itu dalam kesempatan acara ini kita bersama dapat belajar, khususnya bagi para dosen muda Unika Soegijapranata yang memiliki kesempatan yang sangat besar. Jika melihat potensi yang ada dari masing-masing individu sangat besar, resources yang ada di Unika juga cukup besar, tapi memang perlu digerakkan lagi dan bekerja bersama-sama dengan harapan skim penelitian di Unika akan semakin banyak. Harapannya acara ini akan sungguh memberikan pencerahan dan menjadikan semangat kita untuk mulai memajukan dan berani mencoba.”
Sementara itu, Prof. Totok sebagai pemateri pertama dalam acara Choaching Clinic Penulisan Proposal Penelitian ini menjelaskan,”Paradigma penelitian sejak 2017 sudah berubah, jadi tidak lagi hanya berupa laporan yang bersifat kepustakaan lalu ada surat keterangannya angka kredit atau point. Yang sekarang pada intinya adalah berbasis output atau keluaran, maka nanti di setiap proposal penelitian yang diajukan harus jelas keluaran apa yang akan dijanjikan. Dan hal tersebut harus tertuliskan dengan jelas,” tuturnya.
“Output atau luaran penelitian itu antara lain adalah kekayaan intelektual, publikasi dan prototipe. Nanti akan kita sesuaikan dengan kelompok penelitian, jadi kemenristek dikti lewat direktorat pengabdian masyarakat telah mengelompokkan penelitian itu ke dalam riset dasar, riset terapan, dan riset pengembangan kapasitas. Ciri utama penelitian dasar adalah penelitian untuk pengembangan ilmu dan membangun konsep/teori/dalil dan sebagainya. Jadi belum tentu bisa dimanfaatkan secara langsung atau secara ekonomis. Hal lain yang perlu saya beritakan adalah setiap dosen yang sudah memiliki NIDN harus segera mendaftar ke www.sinta.ristekdikti.go.id karena untuk penilaian kinerja dan seterusnya,”imbuh Prof. Totok.
Materi yang berbeda disampaikan oleh Dr. Fl. Budi Setiawan, ST., MT, selaku pemateri kedua. Dr. Budi lebih banyak menyampaikan berbagai hal yang sifatnya terapan, teknis atau lapangan. ”Penelitian desentralisasi adalah penelitian yang kita kelola sendiri, yang dulu namanya PUPT, sekarang dipecah jadi tiga yaitu yang sifatnya dasar, kemudian terapan (aplikasi atau hilir), dan yang terakhir adalah pengembangan perguruan tinggi. Dalam penelitian desentralisasi para peneliti bisa tidak hanya yang tercantum dalam proposal, tetapi para dosen muda yang secara kepangkatan misalnya asisten ahli atau bahkan yang belum memiliki NIDN juga bisa ikut terlibat dalam penelitian maka hendaknya mereka juga dirangkul oleh ketua penelitian supaya memiliki track record,”jelas Dr. Fl. Budi. (Fys)
Serah Terima Jabatan Ormawa FHK SCU
Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Soegijapranata Catholic University (SCU) melaksanakan Serah