Dalam perkembangan ilmu pengetahuan sering kita jumpai hal-hal baru yang semakin memperkaya dan meningkatkan pemahaman serta pengenalan kita pada kondisi sekitar termasuk kehidupan kita, tak terkecuali seperti yang ditulis dalam disertasi Dr Siswanto MSi Psikolog, saat menyelesaikan studi doktor atau S-3 nya tentang “Konstruksi Keyakinan Agama Personal Pada Individu Yang Pernah Mengalami Gangguan Kesurupan”, yang diuji pada tanggal 13 Desember 2019 dan dinyatakan lulus serta di wisuda pada tanggal 22 April 2020 lalu di Program Doktor Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Dr Siswanto yang dalam kesehariannya sering disapa Pak Sis, dalam wawancara singkatnya sempat menceritakan kembali proses awal studi lanjut S-3 hingga kelulusannya dari Program Doktor Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
“Tema disertasi saya memang berbau supranatural bagi kebanyakan orang. Jadi tema ini nampaknya juga tidak umum untuk di Indonesia, lalu saya memang sempat sedikit mengalami kesulitan awalnya berkaitan dengan sumber data, teori, kemudian juga penguji, sehingga membutuhkan usaha lebih keras bagi saya untuk meyakinkan penguji bahwa tema ini layak untuk diangkat dalam tema disertasi,” tuturnya.
Tapi bersyukur kepada Tuhan bahwa akhirnya pada tanggal 13 Desember 2019, semua penguji menyatakan disertasi saya layak dan berhasil mendapatkan nilai A, lanjutnya.
Selama penulisan disertasi, saya mendapat bimbingan dari tim promotor yang terdiri dari Prof Subandi MA PhD sebagai promotor, serta Dr Ira Paramastri MSi sebagai co-promotor.
Karena tema disertasi saya yang tidak umum, maka dalam penyusunan disertasi saya perlu banyak berdiskusi dan curah gagasan dengan tim promotor. Bahwa tema kesurupan itu sifatnya bukan supranatural tetapi memang bisa dilihat dari sisi ilmiah. Seperti yang sering saya sampaikan dalam setiap memberikan kuliah atau menjadi narasumber di berbagai kuliah umum, seminar, & pelatihan mengenai kesurupan dan penanganannya pada Jurusan Psikologi di Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Negeri Makassar, Ukrida (Jakarta), Unika Surabaya, IPK Aceh, S2 Psikologi UGM Yogyakarta, IPK Jateng, Fakultas Teologi UKDW, STT Abdiel Semarang, API Indonesia, Universitas Ciputra Surabaya, Unika Musi Charitas Palembang, Universitas Sebelas Maret Solo, dan beberapa lembaga keagamaan lainnya, sambungnya.
Melalui kesempatan sebagai pembicara atau narasumber di beberapa perguruan tinggi itulah, Dr Siswanto juga berkesempatan memperkenalkan Unika Soegijapranata sebagai PTS Terbaik Jawa Tengah versi Kemenristekdikti 2019, kepada setiap dosen dan mahasiswa atau peserta seminar atau pelatihan.
Terbitkan Buku Tentang Kesurupan
Dalam proses studi penyelesaian disertasi, saya sempat bepergian sampai ke Makasar dalam rangka internship selama tiga bulan di sana. Studi pendahuluan saya adalah bersama beberapa mahasiswa yang pernah mengalami kesurupan di Universitas Negeri Makasar. Lalu juga ada pengalaman-pengalaman selama studi tiga bulan di sana, yang menolong saya untuk semakin mengerti Indonesia secara umum.
“Saya memiliki kerinduan, masyarakat Indonesia ini kan sebagian besar masih percaya dengan hal-hal yang sifatnya gaib, lalu kenyataan bahwa kebiasaan-kebiasaan tersebut tetap dilanggengkan padahal beberapa penanganannya justru kurang sehat. Saya berharap penelitian saya menjadi salah satu yang membuka wawasan orang Indonesia terutama yang membaca penelitian saya bahwa yang selama ini dianggap berbau magic dan supranatural itu sebenarnya secara psikologi juga ada penjelasannya secara ilmiah,” terang Pak Sis.
Dengan begitu harapannya orang bisa mulai belajar atau bersandar pada sains atau ilmu pengetahuan. Bahkan sebelum melakukan penelitian disertasi ini, saya juga sudah cukup lama melakukan penelitian di bidang kesurupan, lalu juga menangani klien-klien yang kesurupan. Pada tahun 2015 sewaktu mulai memasuki studi S-3, buku saya yang mengupas tentang kesurupan itu juga terbit melalui penerbit andi, Yogyakarta. Dan menurut informasi dari penerbitnya, selama satu tahun di Gramedia, buku saya masuk menjadi 100 besar buku terlaris, ungkapnya.
Dalam keberagaman yang ada di Indonesia, menurut Dr Siswanto ada dua prinsip dasar yang harus dipahami dan disadari oleh masyarakat kita, supaya bisa saling berinteraksi tanpa diwarnai dengan prasangka, yaitu saling menghormati dan mau mengerti orang lain.
Pada sesi akhir wawancara, Dr Siswanto juga mengemukakan apa yang akan dilakukannya usai berhasil menyelesaikan studi doktoralnya.
“Karena bidang kesurupan sudah menjadi semacam pintu masuk saya untuk studi doktoral dan bukunya juga sudah ada, maka saya akan terus mengembangkan ini dan saya berharap ada saatnya Indonesia mulai berpandangan jernih terhadap banyak hal yang keruh dalam kaitannya dengan supranatural atau agama. Bahkan ke depan saya berharap dapat memperlebar dari tema kesurupan ini, untuk meneliti tentang gerakan-gerakan ekstrem atau terorisme karena teorinya jika menurut saya bisa ditarik dari teori kesurupan yang saya pakai ini,” pungkasnya. (FAS)
Internship Fair FIKOM SCU: Jembatan Mahasiswa Menuju Dunia Industri
Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Soegijapranata Catholic University (SCU) secara rutin