Adanya upaya mendorong pengembangan ekosistem games yang bisa memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan dan kehidupan manusia di kampus Unika Soegijapranata telah membawa dua mahasiswa program Game Technology yaitu Gregorius Alvin Raditya Santoso dan Dominikus Reynard Darmawan menciptakan game baru dengan menggunakan sensor kinect.
Pada hari Jumat (12/7) bertempat di salah satu ruangan kelas dalam gedung Henricus Constance Unika, telah dipresentasikan serta diperagakan dua macam dan bentuk game baru karya dua mahasiswa tersebut dihadapan sekitar 30 mahasiswa dan dosen program Game Technology Unika.
Dominikus Reynard Darmawan dengan karya game yang diciptakannya yaitu game ‘Menari’, setelah melalui survei ke beberapa sekolah menengah pertama mencoba mengangkat pengenalan budaya menari sebagai budaya tradisional Jawa dalam game yang diiringi dengan musik Gambang Semarang.
Dalam game ‘Menari’, pemain game harus menirukan gerakan tangan penari yang ditayangkan di layar monitor atau LCD sementara sensor kinect akan membaca gerakan pemain, semakin cepat gerakannya semakin besar pointnya.
“Tujuan dibuatnya game ‘Menari’ adalah untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya melalui tarian tradisional yang ada di Indonesia, sehingga pemain game bisa bermain sekaligus belajar gerakan tarian tradisional yang ada dalam game tersebut,”kata Reynard.
“Disamping itu gerakan tarian dalam game juga merupakan hasil konsultasi dengan narasumber yang berkompeten dalam bidang tari tradisional, dan melalui observasi maupun studi pustaka,” ucapnya.
Berbeda dengan game ‘Menari’, game karya Gregorius Alvin Raditya Santoso yang disebut game ‘Mari Mencerna’ adalah game yang lebih banyak memperkenalkan pengetahuan biologi khususnya tentang sistem pencernaan manusia.
“Dalam game ’Mari Mencerna’, para pemain game akan belajar mempraktekkan bagaimana mencerna makanan yang baik dan mengenal kandungan apa saja dalam makanan tersebut yang bisa diserap dan berguna bagi kesehatan tubuh saat dicerna mulai rongga mulut hingga usus besar,” jelas Alvin.
“Game ini merupakan metode pengembangan game, jadi dari awal dilakukan pengolahan data dari sumber-sumber yang berasal dari hasil observasi, artikel, jurnal, buku atau media-media pembelajaran yang pernah dibuat sebelumnya,” lanjutnya.
“Selain itu dalam game ini saya merepresentasikan organ pencernaan dalam tubuh kita ke dalam stage-stage pada game, seperti misalnya : rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar,” tutupnya. (fas)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi