“Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” atau yang lebih dikenal dengan “Jas Merah”, demikian judul pidato dari soekarno semasa masih menduduki masa jabatannya sebagai presiden Republik Indonesia. singkatan ini mengajarkan arti dari sebuah sejarah dalam perkembangan bangsa dan negara. Berangkat dari ungkapan yang sarat makna ini, arsitektur sebagai salah satu jurusan di kampus Unika Soegijapranata berusaha memaknai ungkapan tersebut dalam konteks disiplin ilmu arsitektur dan desain.
Rabu, 11 November 2015 bertempat di ruang theater Lt.3 Gedung Thomas Aquinas diadakan workshop bertemakan “Urban Heritage and Infrastructure Development (UHSID)”. Workshop ini merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap salah satu peninggalan sejarah di Provinsi Jawa Tengah pada umumnya dan kota Semarang pada khususnya.
Dalam workshop tersebut hadir beberapa narasumber yang tentunya sangat ahli dalam bidang arsitektur. Mereka adalah Mr Steef Buijs dari PUM Netherland Senior Experts dan Mr. Boudewijn Goudswaard dari The Missing Link.
Kota Lama sebagai salah satu bentuk peninggalan sejarah harus menjadi bagian dari perkembangan sebuah kota. Bangunan peninggalan Belanda yang masih berdiri di sekitar stasiun tawang ini menjadi topik yang diperbincangkan dalam acara tersebut. “Keberadaan kota lama sebagai aset berharga peradaban dan memiliki cita rasa yang baik dalam segi arsitektur sekarang telah menjadi hal yang memprihatinkan” ungkap Mr. Steef Buijs dalam presentasinya mengenai kota lama.
“Kota lama merupakan sejarah dan masa lalu. Untuk itu kita perlu bekerja bagi kota lama dan berpikir untuk kota lama. Hal ini perlu dilakukan tapi memerlukan step by step” imbuhnya.(WL)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi