Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unika Soegijapranata kembali mengadakan acara tahunan yang sering dikenal dengan Debate and Creative English Competion (DCEC) 2018.
Kompetisi yang digelar dengan tema “Integrity and Responsibility – Spread Good Things!” ini diadakan pada hari Jumat (2/3) hingga Sabtu (3/3), dan tidak hanya terfokus pada kompetisi debat saja, namun juga kompetisi Story Telling dan Speech.
Adapun peserta kompetisi adalah dari pelajar SMA se provinsi Jawa Tengah. Serta para juri sendiri berasal tidak hanya dari dosen Unika saja tetapi juga mengundang juri dari perguruan tinggi lain, seperti misalnya dari Universitas Diponegoro.
Disisi lain, dalam kompetisi Speech dan Story Telling terdapat dosen dan mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) sendiri yang menilai kemampuan peserta kali ini, yaitu Angelika Riyandari, SS, MA, Ph.D , Emilia Ninik Aydawati, SP, M.Hum, serta Elisabet Rain mahasiswa FBS 2015 sebagai juri dari kompetisi Story Telling; sedangkan untuk juri dari kompetisi Speech adalah Drs. Y.E. Budiyana, MA, B. Retang Wohangara, SS, M.Hum, beserta Cynthia Hani mahasiswa FBS 2015.
Dalam sambutannya, Dekan FBS Unika Angelika Riyandari, SS, MA, Ph.D menjelaskan,” Kompetisi ini merupakan wadah untuk bisa saling menempa dan mengukur kemampuan para peserta secara fair, maka harapannya para peserta dapat betul-betul menikmati kompetisi ini, tidak hanya menjadi pemenang tetapi juga memperluas wawasan dan pengetahuan serta persaudaraan sesama pelajar.”
Menghabiskan waktu dari pagi hingga sore untuk bersaing dalam kompetisi ini, para peserta mempersiapkan diri mereka dengan baik dan antusias akan kompetisi yang mereka ikuti. Salah satu peserta kompetisi Speech yang menyediakan waktunya untuk diwawancari adalah Audrey, siswi kelas 2 SMA Kristen 1 Salatiga. Berangkat dari kota asal bersama guru pendamping dan ketiga teman lain yang mengikuti kompetisi debat, ia terlihat bersemangat mengikuti kompetisi Speech dalam DCEC 2018 yang baru diikuti pertama kali olehnya. “I love speech.” ujarnya dan setuju saat dikatakan memiliki passion dalam bahasa Inggris. Sudah terbiasa dengan bahasa internasional tersebut sejak masa kecil, membuatnya mengikuti banyak lomba berbahasa Inggris. “Apapun yang terjadi kerjain aja, just speak up, do the best,” ucapnya mantap ketika ditanya mengenai persiapan dan prinsipnya dalam mengikuti setiap kompetisi. “Sebenarnya tidak nervous kalau dapet urutan yang kelima atau keenam, tapi karena ini dapet urutan pertama, jadi nervous. Setelah maju, langsung lega dan optimis,” jelasnya.
Kompetisi DCEC 2018 tidak hanya diramaikan oleh peserta saja, tetapi panitia acara juga menyediakan food bazaar yang diikuti oleh Lezatos – food and drink, Babi Tan’s Holic, Tea Leaf Indonesia, NomNom Original Thai Tea, Nasi Uduk Omah Oma yang dibuat oleh salah satu mahasiswa Englishpreneurship, serta BEMF dan SMF sendiri yang ikut serta meramaikan bazaar.
Dalam jalannya acara juga dimeriahkan dengan beberapa fun-games dan penampilan dari UKM Musik Fakultas, yaitu Flacoustic untuk lebih memeriahkan acara dan menghibur para peserta yang mengikuti kompetisi.
DCEC 2018 tak hanya sebagai ajang kompetisi debat Inggris biasa, namun juga sebagai wahana untuk melatih panitia yang sebagian besar adalah mahasiswa FBS dan peserta agar bertambah wawasan maupun pengetahuan tentang berbahasa Inggris. (Yel)
Senat Mahasiswa Universitas Berikan Pembekalan kepada Pengurus Baru Periode 2024/2025
Senat Mahasiswa Universitas (SMU) Soegijapranata Catholic University (SCU) Periode 2024/2025