Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan tiga pihak yakni pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Provinsi Jawa Tengah, UMKM dari tiga wilayah sentra olahan ikan yakni Kota Semarang, Kabupaten Demak, serta Kota Pekalongan, dan tim peneliti dari Universitas Katolik Soegijapranata, pada Kamis malam (8/10), telah berlangsung secara online melalui ruang virtual zoom.
FGD yang menghadirkan Kepala Bidang Usaha dan Pengembangan Komoditas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah Iman Kadarusman Spi ini ditujukan untuk memahami bersama kondisi dan upaya adaptif UMKM olahan hasil laut di masa pandemi dan kebijakan solutif terkait masalah dan tantangan yang dihadapi di lapangan.
Hal ini menjadi penting mengingat peran UMKM yang sangat strategis dalam mengatasi dampak akibat pandemik. Penyerapan tenaga kerja, produsen sumber pangan bagi masyarakat adalah beberapa alasan mendasar pentingnya menjaga keberlangsungan UMKM ini.
Seperti yang disampaikan oleh Iman Kadarusman, terkait tiga pihak yang terlibat dan bersinergi dalam memberikan dukungan dan pendampingan kepada para pelaku UMKM olahan hasil laut juga perikanan budi daya.
“Kita bekerja sama dan bersinergi dengan para peneliti dari Unika Soegijapranata, dan mencoba mengikuti perkembangan penelitian tersebut supaya kita tahu persis apa yang menjadi hasil dari penelitian tersebut,” jelas Iman.
Dan kita juga mengetahui bahwa potensi dari Jawa Tengah memang cukup besar terutama potensi dari sumber daya perikanan khusus dari perikanan tangkap. Namun demikian perlu saya sampaikan bahwa di luar perikanan tangkap tentunya masih ada sumber produksi lain yaitu perikanan budi daya, lanjutnya.
Ada hampir 8.000 para pengelola olahan hasil laut di Jawa Tengah, yang perlu kita monitor keaktifannya. Kami tentu mendukung kegiatan para pelaku UMKM dan kami akan mendorong dengan pemberian fasilitas baik dari pemerintah provinsi Jawa Tengah maupun Kementerian Kelautan Perikanan yang terus saling berkoordinasi.
“Terkait dampak pandemi terhadap para pelaku UMKM olahan hasil laut sejak awal Maret lalu sampai dengan sekarang memang sangat dirasakan, terutama dalam hal ketersediaan bahan baku dan pemasaran produk hasil olahan. Namun dengan mulai dibukanya pasar, sedikit demi sedikit para pelaku UMKM sudah bisa mendistribusikan hasil olahannya. Harapan kami teman-teman pelaku UMKM dapat melakukan suatu deversifikasi produk-produk olahan yang bisa mendorong peningkatan angka konsumsi ikan di Jawa Tengah,” ucap Iman.
Sementara tim peneliti dari Unika Soegijapranata yakni Dr Berta Bekti Retnawati MSi dan Dr Ch Retnaningsih MS yang mendapatkan bantuan pendanaan dari pemerintah melalui skim penelitian dasar kompetitif nasional dari Ristekbrin tahun pendanaan 2020, mencoba melakukan riset yang ditujukan untuk mengetahui kemampuan UMKM dalam menguasai pasar, dengan judul riset artikel adalah ‘Kapabilitas Manuver Penetrasi Pasar Industri Pengolahan Pangan Berbasis Hasil Laut Di Jawa Tengah’.
“Dalam FGD, tim peneliti mengumpulkan informasi bagaimana kapabilitas dan upaya adaptif para pelaku UMKM mengatasi dan tetap berinovasi untuk tetap bertahan dan ke depan semakin berkembang di masa ‘new normal’, serta mengumpulkan informasi dari pemerintah dalam hal ini KKP yang memiliki otoritas dalam pengambilan kebijakan terkait pengolahan perikanan dan kelautan,” ungkap Dr Berta.
Perkembangan bisnis e-commerce yang diikuti oleh bisnis rintisan yang berbasis teknologi (start-up) di Indonesia yang berkembang pesat dapat menunjang perkembangan akses pasar produk perikanan di Jawa Tengah.
Sebagai bagian dari sektor andalan bagi provinsi Jateng baik dalam peningkatan kesejahteraan, penyerapan tenaga kerja hingga perbaikan gizi masyarakat, maka keberlanjutan UMKM olahan pangan berbasis laut harus dilakukan secara sinergis baik dari pelaku usaha, pemerintah dan stakeholder lainnya, dalam hal ini peran perguruan tinggi, tutupnya. (FAS)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi