Untuk menghasilkan produk pangan yang aman dan bermutu, seorang sarjana Teknologi Pangan diharuskan memiliki pengetahuan yang cukup luas mengenai keamanan pangan itu sendiri. Istilah keamanan pangan dapat diartikan tentang bebasnya suatu produk makanan dari bahan pencemar seperti bahan kimia termasuk hal-hal lain yang dapat merusak produk makanan. Untuk itu, Fakultas Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata mengadakan Pelatihan Manajemen Sistem Keamanan Pangan (Food Safety Management System) atau lebih dikenal dengan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) selama 5 hari pada Senin (15/5) hingga Jumat (19/5).
Sejatinya, kegiatan pelatihan ini telah menjadi agenda tahunan bagi Fakultas Teknologi Pertanian dan wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa tahun ketiga (semester 6). Adapun, untuk pelatihan ini, mahasiswa tidak dipungut biaya apapun karena biaya telah dianggarkan sejak tahun pertama mahasiswa bergabung.
Dalam kegiatan Pelatihan Manajemen Sistem Keamanan Pangan, mahasiswa dibekali dengan pengetahuan mengenai prinsip dan implementasi HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point), prinsip dan implementasi ISO 22000, manajemen alergen, serta isu-isu Food Fraud.
The British Standar Institution (BSI)
“Terkait dengan 4 bidang yang menjadi pokok pembahasan, sebenarnya pelatihan ini mengenai Food Safety Management System yang berkaitan tentang bagaimana mengatur Food Safety di industri pangan. Terkait dengan Food Safety, apa yang dinamakan HACCP dari awal sampai akhir berbicara mengenai bagaimana cara mengindentifikasi bahaya apa yang terjadi, cara mengatasi, dan cara mengontrol. Jadi, secara garis besar, proses HACCP berguna untuk menjamin Food Safety produk pangan. Terkait dengan pembekalan materi ISO yang merupakan standar internasional, pemberian materi ISO 2200 masih berkaitan dengan mutu dan keamanan pangan yang lebih mengarah pada manajemen perusahaan secara universal tidak hanya di bagian produksi tapi juga termasuk penjaminan mutu (quality control) dan penelitian pengembangan (Research and Development), manajer, bahkan pimpinan direktur pun juga termasuk di ISO 22000. ISO 22000 harus diketahui oleh mahasiswa karena memang banyak perusahaan menggunakan standar ini karena apabila perusahaan telah tersertifikasi ISO 22000 beberapa urusan lebih dipermudah termasuk urusan ekspor-impor produk. Mengenai pembekalan materi alergen, sudah jelas alergen (bahan makanan yang menimbulkan potensi alergi) merupakan faktor yang diperhitungkan karena berpotensi membahayakan konsumen. Mengenai Food Fraud yang banyak membahas mengenai isu-isu terbaru dimana banyak industri pangan yang mengalami penipuan seperti misalnya produk susu yang diberi kandungan Melamin, beras yang mengandung plastik yang tergolong pemalsuan dengan sengaja. Dalam pembahasan mengenai Food Fraud, membahas mengenai tindakan pencegahan agar tidak terdapat tindakan pemalsuan seperti itu dalam suatu perusahaan” jelas Novita Ika Putri, STP., M.Sc selaku Wakil Dekan Bidang Akademik FTP Unika.
Dalam pelatihan ini, Fakultas Teknologi Pertanian bekerjasama dengan The British Standar Institution (BSI). Di Indonesia, peran BSI hampir sama dengan BSNI (Badan Standarisasi Nasional Indonesia) hanya BSI dimiliki oleh Negara Inggris. BSI banyak menciptakan standar-standar yang diterapkan secara internasional menjadi sumber dalam pembuatan ISO salah satunya ISO 22000. BSI yang berpusat di Inggris banyak membuka cabang di berbagai negara, salah satunya di Indonesia. Dimana tiap cabang di berbagai negara banyak melakukan audit dan training untuk bidang keamanan pangan
“Setiap peserta yang telah mengikuti Pelatihan Manajemen Sistem Keamanan Pangan akan memperoleh sertifikat dari British Standar Institution yang diakui secara internasional. Sertifikat yang diperoleh memiliki banyak manfaat penting, salah satunya menjamin bahwa setiap peserta paham bagaimana cara mengimplementasikan HACCP, paham tentang ISO 22000, paham mengenai bagaimana memanage Food Safety dimana tidak semua mahasiswa yang lulus akan mendapat pelatihan ini. Dengan adanya sertifikasi ini, perusahaan lebih diyakinkan bahwa lulusan baru mampu untuk menerapkan HACCP dan ISO ” tutup Novita . (Cal)
Internship Fair FIKOM SCU: Jembatan Mahasiswa Menuju Dunia Industri
Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Soegijapranata Catholic University (SCU) secara rutin