Dengan mendatangkan dua pembicara yang ahli dalam bidangnya, yaitu seorang psikiater dari Rumah Sakit Nasional Diponegoro dr. Natalia Dewi Wardani, Sp. Kj. dan koordinator wilayah perwakilan Alzheimer daerah Salatiga Amalia Lalenoh, panitia natal 2017 Unika Soegijapranata menyelenggarakan seminar kesehatan anti alzheimer di ruang Teater gedung Thomas Aquinas, pada hari Rabu lalu (6/12).
Seminar yang mengambil tema “Kids Zaman Now Anti Pikun”, telah menarik cukup banyak peserta dari berbagai kalangan, mulai mahasiswa, praktisi, maupun masyarakat umum atau pemerhati Alzheimer.
Dalam materinya dr. Natalia menjelaskan secara singkat tentang apa itu alzheimer dan bagaimana ciri-cirinya serta apa yang menjadi penyebabnya, “Alzheimer adalah jenis demensia paling umum yang awalnya ditandai oleh melemahnya daya ingat, hingga gangguan otak dalam melakukan perencanaan, penalaran, persepsi, dan berbahasa. Pada penderita Alzheimer, gejala berkembang secara perlahan-lahan seiring waktu. Kebanyakan para penderita Alzheimer adalah orang tua berusia lanjut, dan permasalahan yang muncul terkadang adalah pihak yang merawat belum tentu paham mengenai bagaimana cara terbaik untuk tidak hanya mendeteksi, tapi juga menangani penderita Alzheimer,” jelas dr. Natalia.
“Sedangkan demensia sendiri secara singkatnya adalah gangguan daya ingat jangka pendek yang menyerang manusia. Secara umum demensia akan menyerang mereka yang berusia tua karena sel otak yang telah usang kehilangan kemampuannya. Namun selain karena usia, demensia juga bisa disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, hingga stres,” imbuhnya.
Bagaimana supaya kondisi seseorang yang sering pelupa tidak bertambah parah? Memori manusia itu ada memori jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Pada kasus demensia yang sering terjadi orang terkena demensia, mereka selalu mengalami kesulitan untuk mengingat peristiwa jangka pendek atau jangka segera tetapi masih bisa mengingat peristiwa yang sudah lama terjadi. Untuk mengatasinya dengan beberapa hal, antara lain : selalu beraktifitas fisik atau sosial, tidak merokok, hidup sehat atau menghindari resiko stroke karena penyakit darah tinggi, juga diabetes. Selain itu tetap melakukan hobi kita seperti membaca, melukis atau menyanyi adalah sesuatu hal yang membuat kita tetap aktif sehingga dapat mengurangi resiko demensia.
Hal lain juga bisa kita lakukan untuk mereka yang mengalami demensia yaitu dengan memberikan terapi, yaitu terapi musik atau mendengarkan musik yang menenangkan, terapi hewan peliharaan, aromaterapi (aroma tumbuh-tumbuhan) serta terapi pijat. Sedangkan sikap kita kepada mereka yang mengalami demensia yaitu kita bisa mendengarkan mereka dengan sabar, kemudian meyakinkan mereka bahwa mereka masih tetap bisa menikmati hidup, memberi support, memberikan yang terbaik supaya mereka merasa dihargai.
Alzheimer Indonesia (Alzi)
Sementara itu Amalia Lalenoh atau sering disapa ibu Maya sebagai perwakilan Alzheimer daerah Salatiga menyatakan beberapa hal terkait maksud dan didirikannya organisasi Alzheimer Indonesia (Alzi). “ Visi dan Tujuan Alzi adalah untuk membantu dan meningkatkan kualitas hidup Orang Dengan Demensia (ODD), Alzheimer, beserta keluarga dan caregivers ODD di Indonesia. Penyakit demensia (alzheimer) tidak datang tiba-tiba. Banyak galau dan stres ternyata bisa memicu risiko, oleh karena itu perlu disosialisasikan tentang penyakit demensia kepada publik supaya memahami isu mengenai penyakit Alzheimer dan Demensia.”
“Dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang yang berusia diatas usia 65 tahun terdiagnosa alzheimer. Sedangkan dalam penelitian terakhir membuktikan bahwa setiap 4 detik satu orang di dunia terdiagnosa alzheimer, itu berarti kita semua bisa saja berisiko terkena alzheimer,”tandas Maya. (Fys)
Tim Mahasiswa FK SCU Juarai Olimpiade Medis Regional, Siap Bersaing di Tingkat Nasional
Empat mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Soegijapranata Catholic University (SCU) berhasil