Program pembangunan di Jawa Tengah, sejatinya terdiri dari program pengentasan kemiskinan. Tetapi menurut Prof. Andreas Lako (Kepala LPPM Unika), pengentasan kemiskinan saja belumlah cukup. Hal ini juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup. Dari kedua visi tersebut, program yang dibawa dalam KKN Unika kali ini dibreakdown kembali menjadi 6 sub program yang meliputi pertama mahasiswa secara langsung berperan memberikan intervensinya kepada masyarakat miskin, selain itu mahasiswa juga turut berperan dalam menjaga ketahanan pangan dengan memanfaatkan hasil alam. Program lainnya, mahasiswa juga dituntut dalam penguatan infrastruktur di daerah tujuan KKN kali ini. Program keempat pengembangan UMKM, pada program yang keempat inilah Prof. Andreas melihat bahwa perlunya pengembangan seni budaya di daerah sekitar. Selain itu, dari usaha yang dimiliki tiap rumah dapat dikembangkan menjadi sumber-sumber usaha kecil dan mikro. Tidak lupa, bahwa KKN ini juga mencatumkan program pendidikan sebagai program yang kelima. Menurut Prof. Andreas, KKN ini diharapkan dapat mengubah paradigma di masyarakat tentang pendidikan yang menurut masyarakat belum begitu penting untuk meraih jenjang pendidikan yang tinggi. Program keenam, yaitu pelestarian lingkungan dimana para mahasiswa diharapkan bisa membimbing mengenai proses daur ulang, dan penghijauan kembali. Dalam program pelestarian lingkungan, Unika juga telah bermitra dengan Bank Indonesia untuk mengadakan program pengolahan kembali sumber pangan menjadi kompos.
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unika Soegijapranata dengan tujuan daerah Grobogan ini dilepas oleh Prof. Andreas Lako sebagai kepala LPPM Unika di Selasar gedung Thomas Aquinas pada hari Kamis (12/1). Program KKN Unika Soegijapranata juga mendapat dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk ikut membantu dalam program pembangunan di daerah KKN.
Dalam KKN ini para mahasiswa akan tinggal di daerah tujuan selama 21 hari, setelah sebelumnya selama kurang lebih 10 hari para mahasiswa peserta KKN melakukan survey di tempat tujuan KKN, sehingga jika diakumulasi total aktifitas KKN adalah 31 hari.
Keempat wilayah di daerah Grobogan yang akan di tuju untuk KKN Unika adalah di Glilir, Gangtani, Glapan, dan Penadaran. Dalam program KKN ini, Unika menggandeng Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Grobogan. Menurut Prof. Andreas Lako, penyusunan program KKN ini telah disusun secara terstruktur. Dari penyusunan program KKN yang terstruktur, diharapkan tidak hanya dari masyarakat saja yang ikut merasakan dampak positif, tapi juga oleh peserta KKN. Selain itu, dari penyusunan program KKN yang terstruktur, diharapkan pemerintah provinsi untuk selanjutnya tidak hanya berperan dalam bantuan program tapi juga dalam bantuan pendanaan sehingga program KKN bisa benar-benar efektif dalam program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup baik itu di tingkat provinsi maupun kota/kabupaten.
“Maka setiap program KKN yang kami adakan, kami selalu menggandeng pemerintah provinsi maupun kota/kabupaten dan mulai periode ini, mereka akan membantu pendanaan dimana yang sebelumnya bantuan yang diberikan masih dalam bentuk program dan pendampingan. Mulai saat ini, mulai ada bantuan pendanaan untuk program KKN dan untuk ke depannya dari BAPEDDA Provinsi Jawa Tengah mengharapkan setiap perguruan tinggi besar di Jawa Tengah mempunyai tanggung jawab masing-masing dalam KKN Tematik bersama sesuai daerah masing-masing yang dibina” tegas Prof. Andreas.
“Harapannya minimal setelah adik-adik selesai dari program KKN ini, ada wujud nyata dari realisasi program yang dicanangkan sehingga tinggal proses finishing yang tersisa. Kita berharap apabila para mahasiswa bisa mendorong bersama masyarakat untuk merealisir program yang telah dicanangkan, maka pada hari terakhir penarikan peserta KKN bisa jadi kita akan meminta pak Gubernur untuk datang ke Grobogan dalam rangka peresmian secara simbolis. Dari program KKN ini, kita diberi misi khusus tentang pemberian image yang positif dari Unika kepada pemerintah provinsi, apabila Unika telah diberikan bantuan dana hibah, tidak hanya digunakan secara cuma-cuma melainkan ada pertanggungjawaban dan betul-betul real dirasakan di masyarakat. Misi khusus lainnya, program KKN ini bukan sekedar gojlogan semata, bukan sekedar menjalankan mata kuliah KKN semata, tetapi dalam rangka belajar pembentukan karakter, latihan kepemimpinan, hidup saling memahami antar anggota kelompok, mendengar dan didengar dalam kelompok serta menyesuakan diri dalam masyarakat. Saya juga berharap, para mahasiswa dapat menggabungkan program-program yang telah dirancang kelompok masing-masing sesuai dengan keenam program awal kemiskinan, ketahanan pangan, penguatan infrastruktur, pengembangan ekonomi kreatif dan UMKM, pengembangan sumber daya manusia, dan kelestarian lingkungan. Harapannya, dari program KKN ini nantinya dijadikan sebagai bentuk pertanggungjawaban pada LPPM, rektor, dan Bapak Gubernur Jawa Tengah” pungkas Prof. Andreas Lako. (Cal)
Serah Terima Jabatan Senat Mahasiswa FAD SCU Periode 2023/2024
Senat Mahasiswa Fakultas Arsitektur dan Desain (SMF-AD) Soegijapranata Catholic University